Teks -- 2 Petrus 2:12 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> 2Ptr 2:1-22
Jerusalem: 2Ptr 2:1-22 - -- Bagian ini (2Pe 2:1-3:3) mengulang pikiran Yudas, walaupun dalam hal-hal terperinci ada perbedaan.
Bagian ini (2Pe 2:1-3:3) mengulang pikiran Yudas, walaupun dalam hal-hal terperinci ada perbedaan.
Ref. Silang FULL -> 2Ptr 2:12
· akan binasa: Mazm 49:13; Yud 1:10
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 2Ptr 2:10-22
Matthew Henry: 2Ptr 2:10-22 - Guru-guru Palsu Guru-guru Palsu (2:10-22)
Maksud Rasul Petrus adalah untuk memperingatkan kita dan memperlengkapi kita untuk menghadapi para penyesat. Maka, sekara...
Guru-guru Palsu (2:10-22)
- Maksud Rasul Petrus adalah untuk memperingatkan kita dan memperlengkapi kita untuk menghadapi para penyesat. Maka, sekarang ia kembali pada perbincangan yang lebih khusus mengenai mereka, dan memberi kita suatu penjelasan mengenai perangai dan tingkah laku mereka. Oleh karena perbuatan mereka, amat pantaslah jika Hakim dunia yang adil menyimpan mereka secara khusus untuk hari kiamat yang paling kejam dan berat, seperti halnya Kain dilindungi secara khusus supaya ia dapat disimpan untuk pembalasan yang luar biasa. Namun mengapa Allah hendak berurusan dengan guru-guru palsu ini? Ini ditunjukkannya melalui hal-hal berikut.
- I. Mereka menuruti hawa nafsunya. Mereka mengikuti rancangan dan keinginan hati mereka sendiri, mereka menyerahkan diri kepada akal budi mereka sendiri yang bersifat daging. Mereka tidak mau menundukkan akal mereka pada pewahyuan ilahi, dan membawa segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus. Mereka, di dalam kehidupan mereka, tindakannya secara langsung bertentangan dengan ketetapan Allah yang benar, dan malah mengikuti tuntutan sifat yang bejat. Pemikiran yang jahat sering kali disertai dengan perbuatan yang jahat, dan mereka yang mendukung supaya kekeliruan disebarkan juga mendukung supaya kejahatan ditingkatkan. Mereka tidak akan duduk berpuas diri dengan besarnya kejahatan yang sudah mereka capai. Bagi mereka tidak cukup pula untuk berdiri, mempertahankan, serta membela kejahatan apa yang telah mereka lakukan, tetapi mereka menuruti hawa nafsunya, mereka terus melangkah di jalan mereka yang berdosa, dan juga semakin bertambah-tambah di dalam kebejatan serta kecemaran dan kenajisan yang makin hebat. Mereka juga menumpahkan penghinaan pada orang-orang yang Allah tetapkan untuk berkuasa atas mereka dan wajib mereka hormati. Karena itu mereka merendahkan ketetapan Allah, dan kita tidak perlu heran akan hal itu, sebab mereka berani dan nekat, keras kepala dan bersikukuh, serta tidak saja suka menyimpan penghinaan di hati mereka, tetapi juga dengan lidah mereka mengucapkan kata-kata fitnah dan kecaman terhadap orang-orang yang ditempatkan di atas mereka.
- II. Ini lebih ditekankan lagi oleh Petrus dengan menjelaskan perilaku yang sangat berbeda dari para makhluk yang lebih unggul, yaitu malaikat-malaikat. Mengenai mereka perhatikanlah,
- 1. Mereka lebih kuat dan lebih berkuasa, bahkan lebih daripada orang-orang yang dikaruniai kewenangan dan kuasa di antara anak-anak manusia, dan jauh lebih daripada guru-guru palsu itu yang suka memfitnah dengan keji para pembesar dan pemerintah. Para malaikat yang baik amat jauh melebihi kita dalam segala keunggulan sifat dan moral, dalam hal kekuatan, pengertian, dan juga kekudusan.
- 2. Para malaikat yang baik merupakan penuntut makhluk ciptaan yang berdosa, baik dari jenis mereka sendiri, maupun dari kita, ataupun kedua-duanya. Barangsiapa diizinkan untuk memandang wajah Allah dan berdiri di hadapan takhtaNya, mau tidak mau akan memiliki gairah yang berkobar untuk membela kehormatan-Nya, dan mendakwa serta mempersalahkan mereka yang tidak menghormati Dia.
- 3. Malaikat-malaikat menuntut hukuman atas para makhluk yang berdosa di hadapan Allah. Mereka tidak mengumumkan kesalahan orang berdosa dan memberitahukan kejahatan mereka kepada sesama makhluk ciptaan dengan fitnah dan kata-kata keji, melainkan menyampaikannya di hadapan Tuhan, yang adalah Hakim, dan akan membalaskan segala ketidaksalehan dan ketidakadilan.
- 4. Malaikat-malaikat yang baik tidak mencampurkan hujatan pahit ataupun kecaman yang nista pada setiap tuntutan atau dakwaan yang mereka ajukan melawan para pelaku kejahatan yang terjahat dan terburuk. Kiranya kita, yang berdoa supaya kehendak Allah jadi di bumi seperti di sorga, meniru para malaikat khususnya dalam hal ini. Apabila kita mengeluh tentang orang yang jahat, kiranya keluhan itu disampaikan kepada Allah, dan bukan disertai amarah dan hujatan, melainkan dengan belas kasihan dan pikiran yang sehat, supaya terbukti bahwa kita adalah milik Dia yang lemah lembut dan suka mengampuni.
- III. Rasul Petrus, setelah menunjukkan (ay. 11) betapa jauh bedanya para guru penyesat dari para makhluk yang paling unggul itu, melanjutkan (ay. 12) dengan menunjukkan betapa miripnya para penyesat itu dengan makhluk yang paling rendah. Mereka itu seperti kuda atau bagal yang tidak berakal. Mereka sama dengan hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan. Manusia, di bawah kuasa dosa, begitu tidak sadar akan pewahyuan ilahi sehingga mereka tidak menggunakan akal, ataupun bertindak menurut petunjuk dari pewahyuan itu. Mereka hidup karena melihat, bukan karena percaya, dan menilai segala sesuatu menurut indra mereka. Apabila hal-hal ini membawa nikmat dan menyenangkan, berarti ini musti diterima dan dihargai. Makhluk yang tidak berakal mengikuti naluri nafsu mereka yang dirangsang oleh indra, dan manusia berdosa menuruti kecenderungan pikirannya yang bersifat daging. Mereka tidak mau menggunakan akal dan pikiran yang telah diberikan Allah kepada mereka, sehingga menjadi tidak tahu apa yang mungkin dapat dan seharusnya mereka ketahui. Oleh sebab itu, perhatikanlah,
- 1. Ketidaktahuan menyebabkan timbulnya perkataan jahat, dan
- 2. Akibat dari hal itu adalah kebinasaan. Orang-orang ini akan dihancurluluhkan di dalam kebejatan mereka sendiri. Kejahatan mereka tidak hanya menghadapkan mereka pada murka Allah di dunia lain, tetapi sering kali juga membawa mereka pada kemalangan dan kehancuran di dalam kehidupan ini. Jelaslah bahwa para pendosa yang nekat seperti ini, yang menjadikan aib sebagai kemuliaan mereka, dan yang baginya keterbukaan di dalam dosa menambah kenikmatan berbuat dosa, paling layak diganjar dengan segala wabah paling berat dalam hidup ini serta penderitaan terbesar di kehidupan selanjutnya. Karena itu, apa pun yang menimpa mereka sudah pantas menjadi upah kejahatan mereka. Orang-orang berdosa seperti demikian yang berkecimpung di dalam kejahatan memperdaya diri mereka sendiri dan mempermalukan semua yang berhubungan dengan mereka, karena oleh satu macam dosa mereka mempersiapkan diri untuk dosa berikutnya. Pesta pora mereka yang mewah serta makan-minum yang berlebihan mengakibatkan mereka melakukan segala macam kecabulan, sehingga mata mereka penuh nafsu zinah, tatapan mereka yang mesum menunjukkan nafsu mereka yang cemar dan dimaksudkan serta diarahkan untuk membangkitkan hal-hal serupa dalam diri orang lain. Dalam hal-hal inilah mereka tidak pernah jemu, hati mereka sarat dengan nafsu dan mata mereka tidak henti-hentinya mengejar apa yang bisa memuaskan keinginan mereka yang cemar. Orang-orang yang nekat dan tidak henti-hentinya berbuat dosa sangat tekun dan sering berhasil memperdaya orang lain serta menarik orang lain ke dalam kebejatan yang sama limpahnya. Namun di sini perhatikanlah siapakah yang ada dalam bahaya terbesar untuk dibawa masuk ke dalam kekeliruan dan kecemaran, yaitu orang-orang yang lemah. Barangsiapa hatinya tidak diteguhkan dengan kasih karunia mudah berbalik ke jalan dosa. Bila tidak demikian, para jahanam yang dikuasai daging itu tidak akan berhasil mempengaruhi mereka, karena mereka ini tidak hanya bejat dan mesum, tetapi juga serakah, dan dalam hal inilah hati mereka telah terlatih. Mereka mengejar kekayaan, dan kerinduan jiwa mereka tertuju pada kekayaan dunia ini. Sebagian besar usaha mereka dirancangkan untuk mendapatkan kekayaan. Dalam hal inilah hati mereka telah terlatih, dan kemudian mereka mewujudkan segala rancangan mereka. Apabila orang menyerahkan diri kepada segala macam nafsu, maka tidak heran apabila Rasul Petrus menyebut mereka orang-orang yang terkutuk, karena mereka tersedia bagi kutuk yang diucapkan Allah terhadap orang-orang yang fasik dan jahat seperti itu, dan mereka membawa kutuk atas semua orang yang mendengarkan dan menaati mereka.
- IV. Rasul Petrus (ay. 15-16) membuktikan bahwa mereka adalah orang-orang terkutuk, bahkan orang-orang serakah yang dibenci Tuhan, dengan menunjukkan bahwa,
- 1. Mereka telah meninggalkan jalan yang benar, dan mau tidak mau orang-orang yang mementingkan diri sendiri seperti itu pastilah akan keluar dari jalan yang benar, yang merupakan jalan penyangkalan diri.
- 2. Mereka telah pergi ke jalan yang salah. Mereka telah keliru dan tersesat dari jalan kehidupan, dan pergi ke jalan yang menuju pada kematian, dan berujung di neraka. Ini disimpulkannya dengan menunjukkannya sebagai jalan Bileam, anak Beor.
- (1) Itu adalah jalan kejahatan, ke dalamnyalah orang dituntun oleh upah atas perbuatan-perbuatan yang jahat.
- (2) Kebaikan-kebaikan lahiriah yang sementara adalah upah yang diharapkan dan dijanjikan oleh orang-orang berdosa kepada diri mereka sendiri, sekalipun mereka kerap dikecewakan dengan janji itu.
- (3) Cinta yang berlebihan akan hal-hal yang baik dari dunia ini membelokkan orang dari jalan yang menuju ke hal-hal yang tak terbilang jauhnya lebih baik dalam kehidupan yang lain. Cinta akan kekayaan dan hormat membelokkan Bileam dari tugasnya, sekalipun ia tahu bahwa jalan yang diambilnya tidak berkenan kepada Tuhan.
- (4) Orang-orang yang memiliki prinsip yang sama bersalah atas perbuatan yang sama dengan orang-orang berdosa yang sudah terkenal, di dalam penghakiman Allah, yaitu para pengikut dari pembuat-pembuat kejahatan yang keji itu, sehingga harus dianggap bahwa setidaknya mereka ada di mana orang-orang itu berada. Mereka akan mendapat bagian mereka di dunia yang lain bersama-sama dengan orang-orang ini, yang perbuatannya mereka tiru.
- (5) Orang-orang berdosa yang menjijikkan dan keras hati terkadang mendapat kecaman atas kejahatan mereka. Allah menghentikan mereka di tengah jalan, dan membuka hati nurani mereka, atau melalui kuasa ilahi-Nya yang mengherankan mengejutkan dan menakuti mereka.
- (6) Walaupun beberapa teguran yang lebih aneh dan luar biasa barangkali dapat menciutkan keberanian orang untuk sementara waktu, dan menghambat laju mereka di jalan dosa, itu tidak akan membuat mereka meninggalkan jalan kejahatan dan berpindah ke jalan kekudusan. Seandainya teguran kepada orang berdosa atas kejahatannya bisa membuat seseorang kembali pada kewajibannya, tentulah teguran bagi Bileam sudah mendatangkan hal itu, sebab di sini ada sebuah mukjizat yang terjadi, yaitu keledai beban yang bisu, yang dari mulutnya tidak ada orang bisa menduga akan mendapat teguran, dimampukan untuk bicara, bahkan dengan suara manusia, kepada pemilik dan tuannya (yang di sini disebut sebagai seorang nabi, karena Tuhan terkadang menampakkan diri dan berbicara kepadanya [Bil. 22:23-24] tetapi sesungguhnya ia ada di antara para nabi Tuhan sama seperti Yudas di antara para rasul Yesus Kristus). Dan keledai itu memaparkan kebebalan perilaku Bileam dan mencegah dia supaya jangan terus berjalan ke jalan yang jahat ini, namun semua itu sia-sia juga. Barangsiapa tidak mau tunduk pada teguran yang biasa tidak akan terlalu terpengaruh oleh penampakan ajaib untuk membalikkan mereka dari jalan mereka yang berdosa. Bileam memang dicegah untuk benar-benar mengutuki bangsa itu, tetapi ia memiliki keinginan yang amat kuat untuk mengejar hormat dan kekayaan yang dijanjikan kepadanya sehingga ia pergi sejauh mungkin, dan berbuat sebisa mungkin untuk melepaskan diri dari hambatan yang menimpa dia.
- V. Rasul Petrus melanjutkan (ay. 17) untuk menjelaskan lebih jauh tentang guru-guru penyesat, yang dikatakannya,
- 1. Seperti mata air, atau sumur, yang kering. Perhatikanlah,
- (1) Para pelayan Tuhan harus menjadi seperti mata air atau sumur, di mana orang bisa menemukan petunjuk, arahan, dan penghiburan, tetapi
- (2) Guru-guru palsu tidak memiliki semuanya ini untuk disampaikan kepada orang-orang yang meminta nasihat kepada mereka. Kata-kata kebenaran adalah air hidup, yang menyegarkan jiwa-jiwa yang menerimanya. Namun, para penipu ini bertekad untuk menyebarluaskan kekeliruan, dan oleh karena itu mereka menyampaikan hal-hal yang kosong, karena tidak ada kebenaran di dalamnya. Maka sia-sialah segala pengharapan kita bila diberi makan dan dikenyangkan dengan pengetahuan dan pengertian oleh orang-orang yang tidak tahu apa-apa dan kosong.
- 2. Seperti kabut yang dihalaukan taufan. Ketika melihat kabut atau awan kita mengharapkan hujan yang menyegarkan darinya, tetapi mereka ini adalah awan yang tidak menghasilkan hujan, karena mereka dihalau oleh angin, bukan oleh Roh, melainkan angin badai atau taufan berupa ambisi dan keserakahan mereka sendiri. Mereka memeluk dan menyebarkan pendapat-pendapat yang akan mendatangkan paling banyak tepuk tangan dan keuntungan bagi mereka sendiri. Seperti halnya awan menghalangi cahaya matahari dan menggelapkan langit, begitu juga mereka menggelapkan keputusan dengan perkataan-perkataan yang tidak berpengetahuan dan tidak mengandung kebenaran. Jika melihat bahwa orang-orang ini mendukung tersebarnya kegelapan di dunia ini, maka sangat adillah jika awan kegelapan akan menjadi bagian mereka di dunia selanjutnya. Kegelapan yang pekat tersedia bagi Iblis, si penipu besar, bersama para malaikatnya, alat-alat yang dipakainya untuk membelokkan manusia dari kebenaran. Karena itu, bagi mereka tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat, dan itu berlangsung untuk selama-lamanya. Api neraka adalah kekal, dan asap dari jurang yang tidak berdasar membubung selama-lamanya. Maka adillah apabila Allah memperlakukan mereka demikian, sebab
- (1) Mereka merayu orang lain dan menarik mereka ke dalam jaring, atau menangkap mereka seperti orang menangkap ikan, dan,
- (2) Melakukannya dengan mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa, segala bualan tinggi yang kosong, yang kedengarannya hebat tetapi tidak bermakna.
- (3) Mereka bekerja menurut kesenangan yang bejat dan nafsu kedagingan manusia, menyebarkan apa yang memuaskan bagi mereka. Dan,
- (4) Mereka menggoda orang-orang yang sesungguhnya menghindari dan menjauhi orang yang menyebarkan dan orang-orang yang menyukai kekeliruan-kekeliruan yang merugikan dan menghancurkan. Perhatikanlah,
- [1] Melalui perbuatan dan kerajinan, orang menjadi terampil dan pandai dalam hal menyebarkan kekeliruan. Mereka sama ahlinya dan sama berhasilnya dengan nelayan, yang pekerjaan sehari-harinya memancing. Kegiatan orang-orang ini adalah menarik banyak murid mengikuti mereka. Dalam metode dan cara mereka ada beberapa hal yang layak diperhatikan, bagaimana mereka memasang umpan terhadap orang-orang yang ingin mereka tangkap.
- [2] Para guru yang sesat ini punya keuntungan tersendiri untuk memenangkan orang-orang bagi mereka, karena mereka memiliki kesenangan cabul untuk dipakai menangkap orang lain, sementara para pelayan Kristus menasihati orang untuk menyangkal diri dan membunuh nafsu-nafsu yang menjadi sumber kesenangan dan kepuasan bagi orang lain. Maka jangan heran apabila kebenaran tidak lagi berlaku, atau apabila kekeliruan begitu menyebar.
- [3] Orang-orang yang sudah menaati kebenaran untuk sementara waktu, dan menjauhi kekeliruan, oleh karena cerdik dan rajinnya para penyesat ini dapat diperdaya begitu rupa untuk jatuh ke dalam segala kekeliruan yang untuk sementara waktu telah berhasil mereka lepaskan diri darinya. “Karena itu berjaga-jagalah senantiasa, tetaplah memiliki mawas diri yang kudus terhadap dirimu sendiri, selidikilah firman, berdoalah supaya Roh mengajar dan meneguhkan engkau di dalam kebenaran, hiduplah dengan rendah hati di hadapan Allah, dan waspadalah terhadap segala sesuatu yang dapat membuat engkau menyerah kepada pikiran yang bejat, supaya engkau tidak terbawa oleh kepura-puraan yang cantik dan menarik dari guru-guru palsu ini, yang menjanjikan kemerdekaan kepada semua orang yang mau mendengarkan mereka, bukan kemerdekaan Kristen untuk melayani Allah, melainkan kebebasan untuk berbuat dosa, untuk mengikuti rancangan dan keinginan hati mereka sendiri.” Untuk mencegah orang-orang ini mendapatkan pengikut baru, Petrus memberi tahu kita, bahwa di tengah segala bualan mereka mengenai kebebasan, mereka sendiri adalah budak yang paling nista, karena mereka adalah hamba-hamba kebinasaan. Nafsu mereka sudah menang telak atas diri mereka, dan sesungguhnya mereka terbelenggu oleh nafsu, merawat tubuh untuk memuaskan keinginannya, tunduk pada petunjuknya, dan menaati semua perintahnya. Pikiran dan hati mereka sedemikian rupa tercemar dan bobrok sehingga mereka tidak lagi memiliki kekuatan ataupun kehendak untuk menolak tugas yang dibebankan kepada mereka. Mereka telah ditaklukkan dan ditawan oleh musuh-musuh rohani mereka, dan menyerahkan anggota tubuh mereka sebagai hamba ketidakbenaran. Betapa memalukannya, ditaklukkan dan diperintah oleh orang-orang yang menjadi hamba-hamba kebinasaan dan budak dari nafsu mereka sendiri! Perenungan ini seharusnya mencegah kita untuk digiring oleh para penyesat ini. Selain itu, Petrus menambahkan hal lain (ay. 20). Bukan hanya memalukan dan hina jika kita disesatkan oleh orang-orang yang justru menjadi budak dosa itu sendiri, serta ditawan oleh Iblis sesuka hatinya, melainkan juga merupakan sebuah kerugian besar bagi mereka yang telah berhasil melepaskan diri dari orang-orang yang hidup dalam kesesatan, karena dengan demikian akhir hidup mereka menjadi lebih buruk daripada permulaannya. Di sini kita melihat,
- Pertama, merupakan sebuah keuntungan untuk lolos dari kecemaran dunia, untuk menjauh dari dosa-dosa yang kotor dan memalukan, sekalipun manusia tidak sepenuhnya dimenangkan dan diubahkan. Sebab dengan begitu kita dicegah supaya jangan mendukakan orang-orang yang memang bersungguh-sungguh dan membesarkan hati orang-orang yang kurang ajar secara terang-terangan. Sementara itu, apabila kita berjalan bersama orang lain ke dalam berbagai kecabulan yang sama serta menyerahkan diri kepada dosa zaman ini, maka kita mendukakan dan melemahkan orang-orang yang berusaha untuk hidup menurut Injil, dan malah menguatkan tangan orang-orang yang sudah melakukan pemberontakan secara terbuka terhadap Yang Maha Tinggi. Selain itu, kita juga akan semakin mengasingkan diri dari Allah, dan mengeraskan hati kita terhadap-Nya.
- Kedua, beberapa orang, untuk sementara waktu, oleh pengenalan mereka akan Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi pikiran mereka tidak diperbarui di dalam roh sehingga selamat. Pendidikan agama telah membelenggu banyak orang yang tidak diperbarui oleh anugerah Allah. Jika kita menerima terang kebenaran, dan memiliki pengetahuan saja tentang Kristus di dalam pikiran kita, maka barangkali itu dapat menolong kita saat ini. Namun, kita harus menerima kasih akan kebenaran, dan menyimpan firman Allah di dalam hati kita, karena kalau tidak, maka pengetahuan akan Kristus itu tidak akan menguduskan dan menyelamatkan kita.
- Ketiga, mereka, yang untuk sementara waktu berhasil melepaskan diri dari kecemaran dunia, pada awalnya dibuat masuk perangkap dan dijerat oleh guru-guru palsu, dengan cara membingungkan orang dengan beberapa keberatan terhadap kebenaran Injil. Keberatan mereka itu tampak masuk akal dan seakan-akan benar. Dengan cara ini, orang yang lebih goyah dan tidak tahu apa-apa dibuat menjadi ragu, dan jadi mempertanyakan kebenaran ajaran yang telah mereka terima, karena mereka tidak dapat memecahkan masalah ataupun menjawab segala keberatan yang diajukan oleh para penyesat ini.
- Keempat, begitu orang terjerat, mereka mudah ditaklukkan. Karena itu, orang Kristen harus terus dekat dengan firman Allah, dan waspada terhadap orang-orang yang berusaha membingungkan dan menyesatkan mereka. Selain itu, apabila orang yang pernah melepaskan diri terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula.
- VI. Rasul Petrus, pada dua ayat terakhir di pasal ini, berusaha membuktikan bahwa kemurtadan lebih buruk daripada ketidaktahuan. Sebab, itu sama dengan mengutuki jalan kebenaran, sesudah mereka memiliki suatu pengetahuan tentang kebenaran dan menyatakan kesukaan terhadapnya. Di dalamnya terkandung sebuah pernyataan bahwa mereka telah mendapati adanya kejahatan pada jalan kebenaran dan kesalahan pada firman kebenaran itu. Nah, menyampaikan pernyataan yang begitu jahat tentang jalan Allah yang baik, dan tuduhan yang sedemikian keliru terhadap jalan kebenaran, jelas harus mendapat hukuman yang paling berat. Kemalangan orang-orang yang meninggalkan Kristus dan Injil-Nya lebih tidak terhindarkan dan tidak dapat diterima daripada kemalangan pelaku kejahatan yang lain, sebab,
- 1. Allah jauh lebih marah kepada mereka yang oleh tingkah lakunya menghina Injil, dan juga tidak menaati hukum, dan yang mengecam serta mencemooh Allah dan anugerah-Nya.
- 2. Dengan lebih cermat Iblis mengawasi dan lebih erat lagi mengikat orang-orang yang telah dikuasainya kembali, setelah mereka pernah meninggalkan dia dan mengaku sebagai pengikut Tuhan Yesus Kristus (Mat. 12:45). Mereka dijaga oleh penjagaan yang lebih kuat, sehingga tidak heran jika mereka kembali menjilat muntahan mereka, kembali kepada kekeliruan dan kecemaran yang sama yang tadinya mereka tinggalkan dan sepertinya mereka benci dan jauhi, dan berkubang di dalam kotoran, padahal tadinya mereka pernah tampak benar-benar sudah dibersihkan dari kotoran tersebut. Nah, jika firman memberikan penjelasan sedemikian rupa tentang Kekristenan di satu sisi, dan mengenai dosa di sisi yang lain, seperti yang dijelaskan kepada kita di dalam dua ayat ini, maka jelaslah bahwa kita harus amat sangat menyetujui Kekristenan dan bertekun di dalamnya, karena itu adalah jalan kebenaran dan perintah kudus. Selain itu, kita juga mesti membenci dan menghindar sejauh mungkin dari dosa, sebab dosa itu dikatakan sebagai sesuatu yang paling merusak dan menjijikkan.
SH: 2Ptr 2:10-22 - Banyak jalan menuju Roma ..." (Kamis, 19 Oktober 2000) Banyak jalan menuju Roma ..."
Pepatah ini digunakan bila seseorang hendak menyatakan bahwa
banyak cara dapat ditempuh untuk sampai ke tujuan. Pe...
Banyak jalan menuju Roma ..."
Pepatah ini digunakan bila seseorang hendak menyatakan bahwa banyak cara dapat ditempuh untuk sampai ke tujuan. Pepatah ini pun diberlakukan oleh para pengajar sesat, yang didorong oleh semangat duniawi, berusaha menggoncangkan dan menjatuhkan keyakinan iman jemaat kepada Tuhan Yesus Kristus.
Strategi pertama yang mereka lancarkan adalah mengklarifikasi jemaat Tuhan, yang menurut mereka belum memiliki fondasi yang kuat dalam mengenal kebenaran Tuhan sehingga mudah digoncangkan imannya. Mereka yang masuk dalam klafirikasi tersebut adalah orang-orang yang lemah (14), dan orang yang baru menerima Kristus atau Kristen baru (18). Lemah di sini mengacu pada ketidakstabilan sebab orang Kristen baru diibaratkan seperti bayi yang baru mulai belajar berjalan. Klarifikasi ini tidak tepat sebab ada orang-orang yang lebih mengerti dan yang pernah mengalami kebenaran, tetapi meninggalkan kebenaran itu dan memilih kesesatan (15). Ini dibuktikan dari banyaknya orang-orang kristen yang telah mengenal Kristus, tetapi akhirnya meninggalkan Kristus karena ajaran-ajaran sesat. Strategi kedua adalah mengajak jemaat Tuhan terlibat dalam kegiatan yang mendatangkan kenikmatan tubuh: seks dan foya-foya. Keyakinan diri: mencekoki orang-orang dengan sugesti bahwa dirinya hebat, mampu, dan berhak mendapatkan apa yang diinginkan. Kebebasan: bebas dari segala aturan, kungkungan, dan disiplin. Ketiga hal dianggap sebagai hal yang paling strategis untuk mengajak umat menikmati kebebasan liar, kemerdekaan palsu, dan perbudakan menuju kepada kebinasaan.
Para pengikut Kristus harus yakin bahwa Kristuslah satu-satunya yang mampu membebaskan dan mengutuhkan kehidupan mereka. Keyakinan inilah yang seharusnya diikuti oleh semangat untuk mengarahkan diri, cita-cita, dan ketaatan hanya kepada Tuhan Yesus Kristus saja, sehingga tidak ada peluang bagi para penyesat untuk mendemonstrasikan kepalsuan mereka.
Renungkan: Bila Kristus menjadi pusat kehidupan Anda biarkan Dia menjadi segala-galanya bagi Anda, dan biarkan Dia leluasa mengatur dan mengarahkan hidup Anda. Hanya dengan itulah kehidupan Anda dapat dipertanggungjawabkan dan selalu terarah pada kebenaran.
SH: 2Ptr 2:10-16 - Doktrin salah, hidup salah (Kamis 24 Juli 2008) Doktrin salah, hidup salah
Doktrin yang salah akan menghasilkan kehidupan yang salah juga.
Inilah yang disorot Petrus dari kehidupan para guru p...
Doktrin salah, hidup salah
Doktrin yang salah akan menghasilkan kehidupan yang salah juga. Inilah yang disorot Petrus dari kehidupan para guru palsu. Pengajaran yang sesat akan terlihat dalam cara hidup yang sesat (band. Mat. 7:15-20).
Ada dua ciri utama kehidupan para guru palsu. Pertama, hidup dalam kesombongan atas kebenaran diri mereka. Mereka berani menghina pemerintahan Allah (ayat 10a) dan tidak segan menghujat kemuliaan/makhluk mulia (ayat 10b, merujuk kepada malaikat-malaikat baik). Bahkan Petrus mengontraskan keangkuhan para guru palsu ini dengan kelembutan malaikat-malaikat baik yang sebenarnya jauh lebih kuat dan berkuasa dari mereka (ayat 11, band. Yud. 8-10 yang konteksnya juga tentang guru palsu). Para guru palsu itu tak ubahnya seperti binatang yang tidak berakal (ayat 12). Binatang lebih memakai nalurinya daripada pikirannya, demikian juga para guru palsu itu lebih mengikuti naluri dosa mereka daripada dikontrol oleh kebenaran sejati. Kedua, hidup para guru palsu dikuasai oleh nafsu terhadap kesenangan dunia seperti pesta pora dan perzinahan (ayat 13-14). Bahkan mereka melatih hati mereka dalam keserakahan (ayat 14). Kata melatih ini mempunyai arti asli 'melatih seperti latihan atletik yang penuh disiplin.' Betapa mengerikannya pola pikir dan cara hidup mereka! Perbuatan mereka seperti Bileam (Bil. 22-25) yang menempuh jalan kebinasaan (ayat 15, band. Bil. 22:32). Pikiran Bileam dipenuhi keserakahan dan nafsu untuk kepuasan dirinya semata. Akhirnya adalah kebinasaan dan penghukuman (ayat 12-13).
Hidup di dunia yang penuh dengan pengumbaran hawa nafsu dan kenikmatan sementara membuat orang yang lemah jadi mudah jatuh (ayat 14). Kita diperingatkan untuk tidak meninggalkan "jalan yang benar" (ayat 15), yaitu yang sesuai dengan pengajaran firman Tuhan yang murni. Marilah tetap teguh dalam kebenaran (ayat 1:12) dan melatih diri dalam kekudusan sehingga "kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya" (ayat 3:14). Doktrin yang benar harus menghasilkan kehidupan yang mulia.
SH: 2Ptr 2:10-22 - Upah nabi palsu (Rabu, 7 Desember 2011) Upah nabi palsu
Paparan di perikop ini sungguh menggentarkan hati. Setara mungkin kalau kita membaca Roma 1:18-32 ketika Paulus memaparkan kekejian o...
Upah nabi palsu
Paparan di perikop ini sungguh menggentarkan hati. Setara mungkin kalau kita membaca Roma 1:18-32 ketika Paulus memaparkan kekejian orang yang hidup dikuasai oleh nafsu dosa yang begitu menjijikkan tanpa kenal malu. Para pengajar sesat di sini diumpamakan Petrus sebagai binatang yang tidak berakal (12).
Mengapa mereka bisa berperilaku demikian? Sama seperti yang dikatakan Paulus di Roma 1:18, mereka "menindas kebenaran dengan kelaliman". Petrus di sini menuduh mereka angkuh (10b, 18) dan penuh penghujatan kepada Allah. Para malaikat dalam kegeraman mereka terhadap orang-orang ini tetap menjaga kata-kata mereka di hadapan Allah. Orang-orang ini seperti tidak punya kepekaan apa-apa terhadap kekudusan dan kemuliaan Allah. Mereka melakukan dosa tanpa merasa ngeri atau jijik. Mereka memperdaya orang lain dengan hawa nafsu (14, 18-19) tanpa merasa bahwa perbuatan mereka lebih pantas dilakukan oleh binatang liar. Ilustrasi kebebalan mereka adalah Bileam, yang walaupun sudah dinasihati oleh keledainya, tetap saja memilih mengutuki umat Tuhan demi mendapat upah (lihat Bil. 22-23).
Yang lebih mengerikan lagi adalah mereka berasal dari tengah-tengah jemaat yang sudah menerima dan mengalami banyak anugerah Tuhan, mencicipi keselamatan dari Tuhan, akan tetapi kemudian sengaja meninggalkannya demi mengikuti hawa nafsu kedagingan mereka (20). Peribahasa yang tepat untuk mereka adalah, "seperti anjing kembali ke muntahannya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya." Tuhan pasti membinasakan mereka karena perbuatan mereka adalah murtad dan memurtadkan orang lain juga.
Mudah-mudahan bukan kita yang dimaksud oleh Petrus. Namun, kita harus berjaga-jaga senantiasa. Kita harus hidup dalam kekudusan dan kebenaran, menjaga diri dari godaan untuk melampiaskan hawa nafsu kedagingan. Hanya satu cara untuk tidak terjebak ke dalam nafsu duniawi, bersekutu terus dengan Tuhan lewat membaca-gali Alkitab dan berdoa.
SH: 2Ptr 2:1-22 - Waspada dan Berjalan di Jalan Benar (Minggu, 7 November 2021) Waspada dan Berjalan di Jalan Benar
Sebagaimana sebuah surat dituliskan untuk memberikan nasihat, dan terkadang menunjuk kepada satu atau beberapa to...
Waspada dan Berjalan di Jalan Benar
Sebagaimana sebuah surat dituliskan untuk memberikan nasihat, dan terkadang menunjuk kepada satu atau beberapa topik secara spesifik, bagian surat Petrus yang kita baca kali ini menunjuk pada keberadaan guru-guru palsu. Sesuatu yang palsu selalu tidak benar. Demikian pula guru palsu, yang pada saat itu mengajarkan hal-hal yang tidak benar, bahkan memutarbalikkan ajaran-ajaran Kristen.
Surat Petrus menyebutkan bahwa keberadaan guru-guru palsu itu bukan fenomena baru. Sejak zaman bapa-bapa leluhur Israel, sudah ada nabi-nabi palsu yang menyesatkan umat Tuhan. Mereka menyangkal Tuhan, menghujat kemuliaan-Nya, dan hidup dalam hawa nafsu (1-3, 10-14). Namun, bukan berarti tidak ada orang yang berhasil mempertahankan iman mereka. Nuh dan Lot menjadi contoh orang-orang yang tetap beriman sekalipun hidup di antara orang-orang yang sesat (5-8). Kenyataan yang tidak terbantahkan adalah Tuhan tetap memelihara kehidupan mereka yang tetap bertahan dalam iman mereka (9).
Kenyataan seperti itu menjadi dasar bagi Petrus untuk menasihati jemaat supaya selalu waspada. Di sepanjang masa, akan selalu ada orang-orang yang mengajarkan hal-hal yang tidak benar. Mereka akan menggunakan segala macam cara, termasuk memutarbalikkan ajaran Kristen tentang kemerdekaan (18-19).
Sekalipun nasihat Petrus ditulis pada abad pertama, nasihat itu juga berlaku untuk kita semua pada masa kini. Guru-guru palsu dan ajaran-ajaran tidak benar selalu ada di sepanjang masa. Kita sebagai orang percaya dinasihatkan untuk selalu waspada. Penting untuk melihat dan menilai ajaran-ajaran yang muncul sehingga bisa melihat sesuai tidaknya dengan ajaran yang benar, yakni keseluruhan isi Alkitab. Pada masa pasca modern sekarang ini, ketika kebenaran dipandang sebagai hal yang relatif dan subjektif, kita diajak untuk tetap menilai dengan jernih, supaya tidak termakan oleh ajaran yang tidak benar, dan tidak mengajarkannya kepada sesama.
Oleh karena itu, perlu bagi kita untuk selalu menjaga kedekatan dengan Tuhan, agar kita tidak salah jalan dan kembali ke kecemaran dosa, melainkan tetap hidup di dalam Jalan Kebenaran. [KRS]
Topik Teologia -> 2Ptr 2:12
Topik Teologia: 2Ptr 2:12 - -- Dosa
Para Pendosa seperti Binatang Liar
Maz 49:13 Maz 49:21 2Pe 2:12
Buta Rohani
Ayu 17:10 Ayu 38:2 Ams 12...
- Dosa
- Para Pendosa seperti Binatang Liar
- Pengudusan
- Pengudusan: Sasaran dan Hambatan
- Hambatan Pengudusan
- Murtad Meniadakan Pengudusan
- Ula 32:15-18 1Ta 28:9 Yes 65:11-15 Yer 2:21 Yer 18:9-10 Zef 1:4-6 Mat 3:10 Mat 13:3-8,18,20-22 Mat 24:9-12 Luk 8:11,13 Luk 9:57-62 Luk 11:24-26 Luk 13:6-9 Yoh 15:6 Kis 7:39-43 1Ti 1:18-20 1Ti 4:1-3 2Ti 3:1-9 2Ti 4:3-4 2Ti 4:10 Ibr 3:12-13 Ibr 4:1-11 Ibr 6:4-8 Ibr 10:25-31,39 2Pe 2:1-22 2Pe 3:17 Yud 1:4
- Gereja
- Masalah-masalah Yang Dihadapi Gereja
- Masalah Kerohanian dan Keagamaan dalam Gereja
- Masalah Kerohanian yang Bersifat Eksternal dan Objektif
- Saudara, Rasul dan Pengajar Palsu
- Eskatologi
- Penghakiman Akhir
- Saat Penghakiman
- Penghakiman Kini
- Menghukum Orang Fasik
TFTWMS -> 2Ptr 2:10-16
TFTWMS: 2Ptr 2:10-16 - Karakter Guru-guru Palsu KARAKTER GURU-GURU PALSU (2 Petrus 2:10b-16)
10b Berani, degil, mereka tidak gemetar ketika mereka mencaci keagungan malaikat, 11 sedangkan malaikat-...
KARAKTER GURU-GURU PALSU (2 Petrus 2:10b-16)
10b Berani, degil, mereka tidak gemetar ketika mereka mencaci keagungan malaikat, 11 sedangkan malaikat-malaikat yang lebih besar dalam kekuatan dan kekuasaan tidak melontarkan penghakiman yang mencaci mereka di hadapan Tuhan. 12 Tapi orang-orang ini, yang seperti binatang tak berakal, yang dilahirkan sebagai makhluk alami untuk ditangkap dan dibunuh, yang mencaci tanpa memiliki pengetahuan, yang akan juga dibinasakan dalam pembinasaan makhluk-makhluk itu, 13 menanggung kesalahan sebagai upah melakukan kesalahan. Mereka menganggap bersenang-senang di siang hari sebagai kesenangan. Mereka adalah noda dan cela, yang menikmati tipuan mereka, ketika mereka berpesta pora dengan kamu, 14 yang memiliki mata penuh perzinahan yang tidak pernah berpaling dari dosa, yang memikat jiwa-jiwa yang resah, yang memiliki hati yang terlatih dalam keserakahan, anak-anak terkutuk, 15 karena meninggalkan jalan yang benar, mereka tersesat, setelah mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang menyukai upah kejahatan, 16 tetapi ia menerima teguran karena pelanggarannya sendiri, sebab seekor keledai bisu, yang berbicara dalam suara manusia, sudah mengekang kegilaan nabi itu (NASB).
Setelah meyakinkan para pembacanya bahwa penghakiman Allah terhadap guru-guru palsu adalah pasti, rasul itu selanjutnya mulai secara habis-habisan menyerang karakter mereka. Kita berharap ia akan sudah memberitahu kita lebih banyak tentang apa yang mereka ajarkan. Budaya Barat yang liberal ingin menjaga pembahasan pada fakta-fakta itu, dengan menghindari pembunuhan karakter. Dalam dunia kuno, manusia dan pesannya hampir tidak bisa dipisahkan.
Ayat 10b. Hal pertama yang Petrus tegaskan adalah bahwa guru-guru palsu itu menganggap diri mereka berkuasa dan tidak ada yang lain selain mereka. Mereka berani dan degil. Awal dosa adalah sikap sombong yang bersandar pada diri sendiri. Di antara beberapa hal, kesalehan menuntut orang memiliki kerendahan hati untuk belajar dari saudara-saudarinya. Guru-guru palsu dalam 2 Petrus bukanlah pihak terakhir yang bersandar pada "penyataan" mereka sendiri dari Allah, dengan memandang rendah instruksi dari Alkitab dan dari orang yang lebih bijaksana, yaitu orang Kristen yang lebih dewasa yang bisa menuntun mereka dalam cara yang benar.
Sebagai contoh sikap "berani" dan "degil" mereka, Petrus menyatakan bahwa guru-guru palsu itu tidak gemetar ketika mereka mencaci keagungan malaikat. Pelbagai terjemahan atas kalimat terakhir ini sangat bervariasi. Alkitab NRSV menulis, "Mereka tidak takut untuk memfitnah orang-orang yang mulia." Alkitab NIV menulis, "Orang-orang ini tidak takut untuk memfitnah makhluk-makhluk sorgawi." Secara harfiah bahasa Yunaninya mengatakan, "Mereka tidak gemetar ketika mereka menghujat kemuliaan-kemuliaan." "Kemuliaan-kemuliaan" apa? Kata "kemuliaan" (do/xa, doxa) jarang berbentuk jamak. Itu mungkin, namun tidak otomatis, mengacu kepada makhluk-makhluk sorgawi. Dalam beberapa kasus kata itu digunakan untuk orang-orang terkenal. Dalam 1 Petrus 1:11, bentuk jamak itu tampaknya menunjukkan hal-hal yang mulia. Petrus mungkin sedang mengatakan bahwa guru-guru palsu menghujat kuasa para rasul dan para pemimpin gereja lainnya. Konteksnya berpendapat bahwa "kemuliaan-kemuliaan" itu mengacu kepada posisi kepemimpinan gereja yang terhormat, bukan kepada para malaikat. Gereja, Paulus mengatakan, "dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru" (Efesus 2:20). Masalah dengan guru-guru palsu itu adalah bahwa mereka tidak menghormati para pemimpin gereja yang kepada siapa Kristus telah mempercayakan firman-Nya. Malaikat-malaikat terdapat dalam ayat berikutnya tapi bukan dalam ayat 10.
Ayat 11. Guru-guru palsu mengambil hak-hak prerogatif yang bahkan malaikat-malaikat itu tolak. Mereka mencerca para pemimpin spiritual gereja, tapi malaikat-malaikat yang lebih besar dalam kekuatan dan kekuasaan tidak melontarkan penghakiman yang mencaci mereka di hadapan Tuhan. Argumentasinya adalah dari yang lebih rendah kepada yang lebih besar.8Jika malaikat-malaikat saja akan disalahkan seandainya mereka melontarkan penghakiman seperti itu, betapa lebihnya lagi kesalahan guru-guru palsu itu? Ini adalah penyebutan yang pertama tentang malaikat-malaikat sejak 2:4. Mereka diperkenalkan untuk menggambarkan arogansi guru-guru palsu yang berdiri menentang kuasa kerasulan. Mereka tidak punya kaitan dengan "kemuliaan-kemuliaan" dalam 2:10.
"Lebih besar" adalah kata pembanding, tetapi tidak jelas kepada siapa Petrus ingin para pembacanya membandingkan malaikat-malaikat itu. Apakah malaikat-malaikat itu "lebih besar dalam kekuatan dan kekuasaan" daripada "kemuliaan-kemuliaan" itu? Apakah mereka lebih besar daripada para pemimpin gereja, atau apakah mereka lebih besar daripada guru-guru palsu? Meski hampir tidak perlu dikatakan bahwa malaikat-malaikat itu lebih besar daripada guru-guru palsu itu, itu mungkin apa yang Petrus maksudkan. Perbandingan itu menegaskan kecerobohan guru-guru palsu yang melontarkan hujatan terhadap para pemimpin gereja.
Kepada siapakah Petrus mengacu ketika ia mengatakan bahwa malaikat-malaikat "tidak melontarkan penghakiman yang mencaci mereka di hadapan Tuhan"? Acuan kepada kata ganti "mereka" akan berbeda karena tergantung pada identitas "kemuliaan-kemuliaan" dalam 2:10. Jika kita mengikuti terjemahan Alkitab NASB, jika kita memahami "kemuliaan-kemuliaan" itu sebagai makhluk malaikat, maka anteseden "mereka" adalah guru-guru palsu. Pengertiannya adalah, "Guru-guru palsu tidak ragu-ragu untuk mencerca keagungan malaikat, meski malaikat-malaikat itu sendiri tidak melontarkan penghakiman terhadap guru-guru palsu itu." Namun begitu, jika "kemuliaan-kemuliaan" itu adalah para pemimpin gereja, seperti yang kita yakini, pengertiannya adalah, "Guru-guru palsu itu tidak ragu-ragu untuk mencerca para pemimpin gereja, meski malaikat-malaikat tidak melontarkan penghakiman terhadap para pemimpin gereja."
Ayat 12. Rasul itu berikutnya melepaskan pukulan volley yang keras, bahasa kasar yang tidak ada bandingannya di mana saja di dalam Alkitab terhadap guru-guru palsu, kecuali mungkin dalam nas-nas Yudas yang paralel. Tampaknya Petrus sedang melakukan ke atas guru-guru palsu itu hal yang sama yang baru saja ia kecamkan kepada mereka karena dilakukan ke atas dia dan para pemimpin gereja lainnya. Ia melontarkan penghakiman yang berisi hinaan kepada mereka. Guru-guru palsu ini, katanya, seperti binatang yang tak berakal. Mereka adalah makhluk alami untuk di- tangkap dan dibunuh. Bagi Petrus, motivasi guru-guru palsu ini, perilaku yang mereka tampilkan, dan substansi ajaran mereka tidaklah dapat dipisahkan. Ia menilai mereka secara keseluruhan mengenai apa mereka dan pelbagai dampak yang mereka timbulkan. Karena keras kepala, maka mereka mengabaikan nalar. Satu-satunya cara untuk berurusan dengan mereka adalah dengan menghadapi mereka sebagai makhluk yang keji. Nalar tidak berhasil. Mereka itu seperti binatang buas yang hanya mengerti bahasa kekuatan. Mereka tidak memiliki kehalusan budi. Mereka melayani kesenangan mereka sendiri.
Ada kalanya orang harus menghimbau dan menalar dengan orang-orang yang masih muda dalam iman dan sedang mencari jawaban. Beberapa orang akan diselamatkan ketika orang-orang yang imannya lebih dewasa merampas "mereka dari api" (Yudas 23). Guru-guru yang Petrus hadapi telah menjadi keras dalam pemberontakan mereka. Mereka mengejek pelbagai tuntutan sakral iman, mencaci hal-hal tanpa memiliki pengetahuan. Mereka dengan angkuhnya menganjurkan gaya hidup yang kurang ajar, melenyapkan pelbagai batasan. Tidak ada yang bisa dilakukan selain menghadapi mereka di gelanggang yang mereka pilih sendiri, gelanggang di mana nalar telah diabaikan. Pada hari kiamat, ketika Tuhan datang kembali, "makhluk-makhluk alami" atau "binatang-binatang yang kejam" itu (KJV), akan binasa. Pada saat yang sama guru-guru palsu akan juga dibinasakan dalam pembinasaan makhluk-makhluk itu. Meski mereka mungkin telah menyebabkan kekacauan di gereja, akhir hidup mereka adalah pasti.
Ayat 13. Kata awal dalam ayat ini terbaca berbeda dalam pelbagai salinan tulisan tangan kuno Perjanjian Baru bahasa Yunani yang telah sampai kepada kita. Alkitab KJV mengikuti bacaan komiou/menoi (komioumenoi) dan menerjemahkannya, "Dan akan menerima upah kejahatan." Sebagian besar sarjana tekstual percaya ada bukti yang lebih baik untuk bacaan ajdikou/menoi (adikoumenoi). Dengan mengikuti bacaan yang belakangan ini, Alkitab NASB menegaskan bahwa guru-guru palsu itu menanggung kesalahan sebagai upah melakukan kesalahan.9Bahwa menanggung kesalahan harus menjadi upah karena melakukan kesalahan adalah ide yang menarik. Itu menunjukkan bahwa tidak ada orang yang lolos dalam berbuat dosa, bahkan dalam kehidupan ini.
Mereka yang mencari kesenangan dengan mengorbankan orang lain, mereka yang memandang remeh kejujuran, integritas pribadi, dan prinsip, cenderung kehilangan saat-saat indah yang mereka telah pilih sebagai prioritas utama dalam kehidupan. Sebuah nas dari hukum Musa yang banyak diperdebatkan berbunyi, " … dosamu itu akan menimpa kamu"(Bilangan 32:23). Ayat ini mungkin berkata, "Dosa adalah hukumannya sendiri"—sebuah gagasan yang tidak jauh dari gagasan Petrus. Mengejar kesenangan tanpa kendali menjerumuskan orang ke jalan penderitaan dan kehancuran. Dosa itu merusak diri sendiri. Allah memuji atau melarang perilaku sesuai dengan cara perilaku itu memberikan kehidupan atau menimbulkan kematian. Dinyatakan secara negatif, dosa bukanlah produk dari imla sewenang-wenang yang diturunkan dari Allah yang berubah-ubah. Mereka yang melakukan kesalahan cenderung menjadi orang-orang yang menemukan sedikit kesenangan dalam tawa seorang anak, sedikit kepuasan dalam melakukan perbuatan baik. Dalam proses mengejar kesenangan, mereka menjadi orang-orang yang sepenuhnya sengsara, baik terhadap diri mereka sendiri dan terhadap semua orang yang bergaul dengan mereka. Tak heran mereka menanggung "kesalahan sebagai upah melakukan kesalahan."
Guru-guru palsu tidak hanya menimbulkan pelbagai konsekuensi yang membinasakan diri mereka sendiri, mereka juga cenderung merusak tubuh Kristus. Karena berbaur dengan orang-orang yang Allah tebus, mereka adalah noda dan cela, yang menikmati tipuan mereka, ketika mereka berpesta pora dengan kamu. Rasul itu tampaknya sedangmenegur para pembacanya karena gagal untuk mengekspos guru-guru palsu dan memisahkan diri dari mereka. Pembacaan Alkitab REB adalah penuh warna dan benar terhadap pengertian Yunani aslinya: "Berpesta pora pada siang hari adalah gagasan mereka tentang kesenangan; ketika mereka duduk semeja dengan kamu mereka adalah noda jelek pada kelompokmu, karena mereka bersenang-senang dalam kecurangan mereka."
Dosa tidak kalah merusak apakah dilakukan di kegelapan malam atau di siang bolong, tetapi dosa di siang bolong menunjukkan sikap menyerah yang tak tahu malu, tidak berperasaan. Kemabukan dan semua yang ditimbulkannya cenderung dilakukan pada malam hari (lihat 1 Tesalonika 5:7). Ada aspek negatif dan positif terhadap hal itu. Selama orang yang berkubang dalam dosa merasa malu, ia bisa digapai dengan pesan salib. Tapi mereka yang menganggap bersenang-senang di siang hari sebagai kesenangan sudah tidak memiliki rasa malu. Tergantung pada motivasi seseorang, penyembunyian dosa mungkin merupakan tanda adanya harapan atau cap kemunafikan. Satu orang mungkin menyembunyikan dosanya karena ia malu dan ingin berubah. Bagi dia ada harapan. Yang lain menyembunyikan dosanya karena ingin mendapat pujian untuk menjadi apa yang ia tidak inginkan. Bagi dia ada upah kemunafikan.
Banyak terjemahan, termasuk Alkitab NASB, memperhatikan variasi tekstual yang kedua di dalam ayat ini. Beberapa naskah, ketimbang menulis "tipuan" (ajpa/taiß, apatais), malah menulis "perjamuan kasih" (ajga/paiß, agapais). Yang terakhir jelas merupakan bacaan dalam Yudas 12. Bahkan jika kita mengambil bacaan "tipuan" dalam ayat ini, yang mungkin ada di dalam pikiran Petrus adalah konteks tentang berbagi makanan. Salah satu cara paling universal yang orang miliki dalam merayakan persekutuan yang sangat erat adalah melalui berbagi makanan. Sayangnya persekutuan seperti itu dapat disalahgunakan. Paulus menyinggung satu jenis penyalahgunaan dalam 1 Korintus 11:20, 21. Petrus menyinggung yang lainnya lagi. Ketika orang-orang jahat, tak bermoral disambut untuk makan di meja yang sama dengan orang-orang yang secara sadar berusaha untuk menghormati Tuhan, maka semua orang di meja itu cenderung digambarkan dengan goresan kuas yang sama. Menerima dosa, tidak melayangkan protes, adalah sama dengan mendukung dosa. Ketika dosa ditoleransi di dalam gereja, orang-orang yang memiliki Kristus tidak bisa menawarkan pilihan kekudusan kepada dunia. Mereka yang di luar Kristus cenderung menyeringai; mereka yang lemah imannya di dalam tubuh Kristus cenderung menjadi sinis dan bermain-main dengan kematian yang dosa bawa.
Ayat 14. Petrus memulai bagian ini dengan menyebutkan orang-orang yang ia sebut "guru-guru palsu." Namun begitu, yang menjadi fokusnya adalah karakter dan perilaku mereka, bukan ajaran mereka. Mereka sepenuhnya bobrok, memiliki mata penuh perzinahan yang tidak pernah berpaling dari dosa. Berbeda dengan terjemahannya, rasul itu tidak menggunakan kata biasa untuk "perzinahan" (moicei÷a, moicheia), meski mungkin itulah artinya. Secara harfiah ia berkata mata mereka "penuh perempuan yang berzinah" (moicali÷ß, moichalis).
Jika kita mengartikan dengan serius kata yang Petrus gunakan, ia tampaknya sedang mengatakan bahwa guru-guru ini hanya tahu bagaimana melihat seorang perempuan sebagai obyek untuk kepuasan seksual. Seperti beberapa orang di zaman kini yang memproduksi atau yang menyukai pornografi, mereka tidak melihat seorang perempuan sebagai pribadi yang dengan siapa orang berbagi hubungan yang bermakna. Sebaliknya, ia adalah obyek untuk dimanfaatkan dan dicampakkan. Mereka yang seperti guru-guru palsu itu tiba pada suatu titik di mana mereka tidak dapat mencintai, memberi, dan menerima hubungan dengan seorang perempuan. Mereka "tidak pernah berpaling dari dosa."
Dosa tidak akan menjadi godaan kecuali ada titik tertentu di mana ia memiliki daya tarik. Kebanyakan orang, laki-laki dan perempuan, dapat menemukan dalam diri mereka daya tarik untuk kepuasan seksual yang murni dan sederhana. Tidaklah mengherankan bahwa guru-guru palsu itu mampu memikat jiwa-jiwa yang resah. Kata yang diterjemahkan memikat (delea¿zw, deleazō) hanya digunakan di sini, di 2:18, dan di Yakobus 1:14 dalam Perjanjian Baru. Artinya adalah "menjerat dengan umpan." Seperti seorang nelayan yang membujuk mangsanya, guru-guru palsu memikat orang-orang yang belum dewasa secara rohani. Pada titik tertentu mereka yang dipikat seperti itu menemukan diri mereka terperangkap dalam cara hidup yang darinya mereka tidak punya keinginan untuk melarikan diri. Toleransi gampangan atas kemesuman dapat "menjalar seperti kanker" (2 Timotius 2:17) di dalam tubuh sampai orang Kristen itu sendiri mengedipkan mata atau menggelengkan kepala mereka dan mengabaikan masalah itu. Alih-alih menyajikan cara hidup seperti Kristus kepada dunia sebagai alternatif bagi kemesuman seksual dan dosa, gereja malah dapat menjadi stempel karet, memberikan legitimasi kepada apa yang salah.
Guru-guru palsu itu menyatakan sifat egois mereka dalam cara lain. Mereka punya hati yang terlatih dalam keserakahan. Josephus mengaitkan penemuan alat timbangan dan ukuran kepada Kain. Dengan kedua penemuan itu ia memulai keserakahan di antara rekan-rekannya.10Jauh dari cara hidup Kristus, melalui keserakahan mereka, guru-guru palsu itu telah menjadi anak-anak terkutuk. Seks dan uang, tampaknya, merupakan kekuatan pendorong di balik perilaku eksploitatif dan kasar di dunia kuno, maupun di dunia moderen. Kata Inggris "gymnasium" menemukan akarnya dalam kata Yunani yang diterjemahkan "terlatih"(gumna÷zw, gumnazō). Guru-guru palsu itu telah melatih diri mereka; mereka telah memberikan diri mereka sepenuhnya kepada keinginan untuk mengenyangkan selera itu. Uang adalah sarana menuju tujuan itu.
Ayat 15. Ketika Petrus mengatakan bahwa mereka telah meninggalkan jalan yang benar dan sudah tersesat, ia berpendapat bahwa guru-guru palsu itu pernah memulai kehidupan Kristen untuk motif yang layak. Seperti Himeneus dan Aleksander, mereka telah mengandaskan iman mereka (1 Timotius 1:19, 20). Menganut Kristus, mengenakan Dia dalam baptisan, dan menganggap diri sendiri bagian dari orang-orang yang ditebus tidaklah pernah cukup. Ketekunan menuntun kepada kehidupan. Jelas sekali guru-guru palsu ini telah membolehkan tipu daya kekayaan untuk mencekik firman itu; mereka sudah tidak berbuah (lihat Matius 13:22). Secara harfiah bahasa Yunaninya mengatakan bahwa mereka telah meninggalkan "jalan yang lurus." Yesus telah memperingatkan bahwa pintu gerbang itu adalah kecil dan jalan yang menuju kepada kehidupan adalah sempit (Matius 7:14). Guru-guru palsu itu lebih menyukai jalan yang lebar. Dijerat oleh keserakahan, mereka mengikuti jalan Bileam, anak Beor. Itu adalah jalan yang usang.
Kisah Bileam dimulai dalam Bilangan 22. Balak, raja Moab, takut terhadap begitu banyaknya orang Israel yang berkemah di pintu depan rumahnya. Ia menyampaikan permintaan kepada nabi Bileam agar datang dan mengutuk Israel. Bileam menjawab bahwa ia tidak bisa melakukan apa-apa tanpa berkat Allah. Allah memberitahu dia bahwa Ia telah memberkati Israel; Bileam dilarang pergi. Itu tampaknya menjadi akhir dari masalah ini, tapi Balak menilai situasi itu secara berbeda. Ia tahu apa yang bisa menggerakkan manusia: uang dan kekuasaan. Bileam meminta bayaran yang lebih besar. Lalu Balak mengirim utusan lain, yang lebih berwibawa dari sebelumnya, bersama janji uang yang lebih banyak. Nabi itu mungkin menjawab, "Kamu memiliki jawabanku. Allah melarang aku pergi." Sebaliknya, ia terombang-ambing. Bileam terkesan. Uang itu tampak bagus. Mungkin ia bisa membujuk Allah. Ia datang lagi dengan permintaan lain. Allah berkata, "Silakan pergi." Seperti guru-guru palsu yang Petrus singgung, Bileam didorong oleh keserakahan. Bileam adalah prototipe dari mereka yang menggunakan agama untuk keuntungan materi.
Bileam adalah model yang sesuai untuk guru-guru palsu itu dalam cara lain. Bileam gagal mengutuk Israel. Ia tidak bisa karena Allah telah memberkati mereka. Namun begitu, Bileam tidak gagal sama sekali. Ia menawarkan nasihat kepada Balak. Jika Balak bisa menarik Israel ke dalam cara hidup musyrik orang Moab, Allah akan marah terhadap mereka. Balak bisa merayu mereka. Balak mengikuti saran Bileam, dan sebagai hasilnya Israel jatuh ke dalam dosa di Baal Peor. Banyak dari mereka mati (Bilangan 25:1-9). Belakangan, ketika kaum perempuan ditangkapi dalam pertempuran dan Israel cenderung memelihara mereka sebagai rampasan perang, Musa keberatan, "Perempuan-perempuan ini, atas nasihat Bileam, menjadi sebabnya orang Israel berubah setia terhadap TUHAN" (Bilangan 31:16). Bileam berhasil menggoda Israel dengan percabulan. Ia adalah simbol keserakahan dan hawa nafsu, keduanya menandai guru-guru palsu yang Petrus hadapi.
Bileam merupakan karakter yang menarik. Ia sering muncul dalam pelbagai diskusi orang-orang Yahudi yang hidup dalam periode Perjanjian Baru. Bileam bukan orang Yahudi; ia tidak berada dalam rombongan orang-orang yang dipanggil dari Mesir yang dengan siapa Allah membuat perjanjian-Nya. Namun begitu, Bileam berseru kepada Allah dan menyebut Dia Yahweh, nama perjanjian yang dengan nama itu Ia telah membuat diri-Nya sendiri dikenal Israel. Orang dibuat bertanya-tanya berapa banyak orang lain seperti Bileam yang menyembah Allah esa yang sejati tanpa terkait dengan bangsa Israel.
Pada akhirnya, Bileam terkenal, bukan sebagai nabi Allah, tetapi sebagai orang yang menjual kepada penawar tertinggi. Philo, seorang Yahudi abad pertama yang hidup di Alexandria, Mesir, menggambarkan kebodohan Bileam dengan menempatkan kata-kata ini di dalam mulut nabi itu, Allah tidak bisa bicara bohong seolah-olah Ia adalah manusia, juga tidak merubah tujuannya seperti yang manusia lakukan. Ketika Ia sudah bicara sekali, tidakkah ia menepati perkataan-Nya? Karena Ia tidak akan mengatakan apa-apa sama sekali yang tidak akan sepenuhnya ditepati, karena kata-kata-Nya juga adalah perbuatan-Nya. Aku, sesungguhnya, telah dibawa ke sini untuk memberkati bangsa ini, dan bukan untuk mengutuk mereka.11
Kepada jemaat di Pergamus, Yesus berkata, Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah (Wahyu 2:14).
Ayat 16. Dalam 2:12, Petrus membandingkan guru-guru palsu itu dengan "binatang tak berakal" yang tidak bisa bicara. Sekarang terlihat setidaknya ada satu binatang bodoh, keledai Bileam yang bicara, yang menunjukkan pengertian yang lebih baik daripada Bileam maupun ahli waris spiritualnya. Kisah bagaimana keledai Bileam bicara adalah salah satu dari kisah-kisah Alkitab yang paling sering diceritakan. Generasi-generasi anak-anak sudah mempelajari kisah itu di sekolah Minggu. Bagi Petrus keledai yang bicara itu adalah simbol kegilaan orang-orang yang akan berpaling dari Allah demi hawa nafsu dan keuntungan.
Keledai yang bicara menimbulkan masalah bagi beberapa orang yang hidup di dunia Barat yang tercerahkan. Bagi umat Perjanjian Baru, itu adalah bagian dari hikmat yang dengannya mereka hidup. Pelbagai kisah yang lebih aneh daripada seekor keledai bicara tidak sulit untuk ditemukan di dalam literatur kuno. Bahkan orang Yahudi berbahasa Yunani yang relatif canggih seperti Josephus bisa menceritakan tanda datangnya kehancuran Yerusalem ketika seorang imam membawa seekor sapi untuk korban, namun di tengah-tengah umat itu sapi itu melahirkan seekor anak domba.12Sejarawan rupanya memahami kisah itu dari sisi luarnya saja.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) Penulis : Petrus
Tema : Kebenaran Sejati Lawan Guru-Guru Palsu
Tanggal Penulisan: 66-68 M
Latar Belakang
Ketika memberikan sal...
Penulis : Petrus
Tema : Kebenaran Sejati Lawan Guru-Guru Palsu
Tanggal Penulisan: 66-68 M
Latar Belakang
Ketika memberikan salam, Simon Petrus memperkenalkan dirinya sebagai penulis surat ini; kemudian (2Pet 3:1) dia mengatakan bahwa surat ini merupakan suratnya yang kedua yang menunjukkan bahwa dia sedang menulis kepada orang percaya yang sama di Asia Kecil yang telah menerima suratnya yang pertama (1Pet 1:1). Karena Petrus, seperti halnya Paulus, dihukum mati oleh keputusan yang dibuat oleh kaisar Nero yang jahat (yang kemudian wafat pada bulan Juni, 68 M), adalah sangat mungkin bahwa Petrus menulis surat ini di antara tahun 66-68 M, tidak lama sebelum ia mati syahid di Roma (2Pet 1:13-15).
Beberapa sarjana zaman dahulu dan sekarang, yang mengabaikan beberapa persamaan mencolok dari 1 Petrus dan 2 Petrus dan sebaliknya menekankan perbedaan di antara kedua surat itu, telah beranggapan bahwa Petrus bukanlah penulis surat ini. Akan tetapi, perbedaan isi surat, kosakata, penekanan, dan gaya penulisan dari kedua surat ini dapat diterangkan dengan memadai oleh berbedanya situasi Petrus dan penerima suratnya ketika menerima kedua surat itu.
- (1) Situasi semula para penerima surat telah berubah dari penganiayaan serius yang dilakukan oleh masyarakat sekitarnya menjadi serangan serius dari dalam oleh para guru palsu yang mengancam landasan kebenaran gereja.
- (2) Situasi yang dihadapi Petrus juga sudah berbeda. Jikalau sebelumnya dia mempunyai seorang penulis yang ahli seperti Silas ketika menulis suratnya yang pertama (1Pet 5:12), kelihatannya Silas tidak ada ketika Petrus menulis surat yang kedua itu. Petrus mungkin memakai bahasa Yunani ala Galilea yang kasar atau mengandalkan juru tulis yang tidak sepandai Silas.
Tujuan
Petrus menulis surat ini
- (1) untuk menasihati orang percaya agar mereka dengan tekun mengejar kesalehan dan pengenalan yang benar akan Kristus, dan
- (2) untuk membeberkan dan menolak tindakan yang berakal busuk dari para nabi dan guru palsu di kalangan gereja di Asia Kecil yang sedang meruntuhkan kebenaran rasuli.
Petrus meringkaskan maksudnya dalam 2Pet 3:17-18 ketika dia menasihati orang percaya yang sejati
- (1) untuk waspada supaya mereka tidak "terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum" (2Pet 3:17), dan
- (2) untuk "bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus" (2Pet 3:18).
Survai
Surat yang singkat ini sungguh-sungguh mendorong orang percaya agar mempertahankan kehidupan dan kesalehan melalui pengenalan yang benar akan Kristus. Pasal pertama menekankan pentingnya pertumbuhan Kristen. Setelah mulai dengan iman, orang percaya harus dengan tekun mengejar keunggulan moral, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan, kasih akan saudara-saudara, dan kasih akan semua orang, yang akan menghasilkan iman dewasa dan pengenalan yang benar akan Tuhan Yesus (2Pet 1:3-11).
Pasal berikut dengan sungguh-sungguh mengingatkan mereka tentang para nabi dan guru palsu yang muncul di kalangan gereja. Petrus mengecam guru-guru palsu itu sebagai orang yang tidak mengenal hukum (2Pet 2:1,3; 2Pet 3:17) yang menuruti keinginan jahat dari hawa nafsu (2Pet 2:2,7,10,13-14,18-19), yang serakah (2Pet 2:3,14-15), congkak (2Pet 2:18) dan keras kepala (2Pet 2:10), dan menghina pemerintahan Allah (2Pet 2:10-12). Petrus berusaha untuk melindungi orang percaya sejati terhadap pengajaran sesat yang membinasakan itu (2Pet 2:1) dengan menyingkapkan maksud dan kelakuan mereka yang jahat.
Dalam pasal 3 (2Pet 3:1-18), Petrus membuktikan salahnya keragu-raguan guru-guru ini terhadap kedatangan Tuhan (2Pet 3:3-4). Sebagaimana angkatan Nuh dengan keliru mencemoohkan pikiran tentang hukuman banjir besar dari Allah, para pencemooh ini juga buta rohani tentang janji-janji kedatangan Kristus. Tetapi dengan tindakan menentukan yang sama dengan hukuman air bah tersebut (2Pet 3:5-6), Kristus akan kembali dan menghanguskan bumi ini dengan api (2Pet 3:7-12) lalu menciptakan tatanan baru yang benar (2Pet 3:13). Mengingat semuanya ini, orang percaya harus hidup kudus dan saleh pada zaman ini (2Pet 3:11,14).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini berisi pernyataan yang paling kuat dalam Alkitab mengenai pengilhaman, keterandalan, dan kekuasaan Kitab Suci (2Pet 1:19-21).
- (2) Pasal dua dan surat Yudas sangat mirip dalam pengecaman guru palsu. Mungkin Yudas, yang kemudian menghadapi persoalan yang sama dengan guru-guru palsu, menggunakan bagian-bagian dari ajaran Petrus yang diilhami untuk mengatakan hal yang sama (Lihat "PENDAHULUAN SURAT YUDAS" 08261).
- (3) Pasal tiga merupakan salah satu pasal PB yang agung tentang kedatangan Kristus yang kedua.
- (4) Petrus secara tidak langsung menunjuk kepada tulisan Paulus sebagai Firman Allah dengan menyebutkannya dalam hubungan dengan "tulisan-tulisan yang lain" (2Pet 3:15-16).
Full Life: 2 Petrus (Garis Besar) Garis Besar
Salam Kristen
(2Pet 1:1-2)
I. Pujian Atas Pengenalan yang Benar
(2Pet 1:2-21)
A. Kuasa Pengenalan ...
Garis Besar
- Salam Kristen
(2Pet 1:1-2) - I. Pujian Atas Pengenalan yang Benar
(2Pet 1:2-21) - A. Kuasa Pengenalan Akan Allah yang Mengubah Hidup
(2Pet 1:2-4) - B. Sifat Progresif Pertumbuhan Kristen
(2Pet 1:5-11) - C. Kesaksian Rasul Terhadap Firman Kebenaran
(2Pet 1:12-21) - 1. Motivasinya
(2Pet 1:12-15) - 2. Metodenya
(2Pet 1:16-21) - a. Saksi Mata dari Firman yang Dinubuatkan
(2Pet 1:16-19) - b. Pengilhaman Kitab Suci yang Dinubuatkan
(2Pet 1:20-21) - II. Kecaman Terhadap Guru-Guru Palsu
(2Pet 2:1-22) - A. Yang Dapat Diharapkan dari Guru Palsu
(2Pet 2:1-3) - B. Yang Dapat Mereka Harapkan dari Allah
(2Pet 2:4-10) - C. Beberapa Ciri Guru-Guru Palsu
(2Pet 2:10-19) - D. Bahaya-Bahaya Kemunduran dari Kebenaran
(2Pet 2:20-22) - III.Kepastian Kedatangan Tuhan
(2Pet 3:1-18) - A. Penyangkalan Kedatangan-Nya
(2Pet 3:1-7) - B. Kepastian Kedatangan-Nya
(2Pet 3:8-10) - C. Hidup Menantikan Kedatangan-Nya
(2Pet 3:11-18) - Ucapan Berkat
(2Pet 3:18)
Matthew Henry: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab)
Dampak jelas bahwa penulis surat kerasulan ini adalah penulis yang sama dengan penulis surat sebelumnya. Apa pun perbedaan yang dipahami oleh beber...
- Dampak jelas bahwa penulis surat kerasulan ini adalah penulis yang sama dengan penulis surat sebelumnya. Apa pun perbedaan yang dipahami oleh beberapa cendekiawan Alkitab dalam hal gaya penulisan yang dianggap berbeda dari surat sebelumnya, hal itu tidak menjadi alasan cukup untuk menyatakan bahwa surat tersebut ditulis oleh Simon yang menggantikan Rasul Yakobus di dalam jemaat Yerusalem. Sebab, orang yang menulis surat kerasulan ini sendiri menyebut dirinya sebagai Simon Petrus, hamba dan rasul ( 2 Petrus 1:1), dan menyatakan bahwa ia adalah salah seorang dari tiga orang rasul yang hadir ketika Kristus dimuliakan ( 2 Petrus 1:18), dan menyatakan dengan tegas bahwa sebelumnya ia telah menulis sepucuk surat kerasulan kepada mereka ( 2 Petrus 3:1). Rancangan dari surat kerasulan yang kedua ini sama dengan surat yang sebelumnya, sebagaimana terbukti dengan jelas di dalam ayat pertama dari pasal yang ketiga, dan dari ayat itu dapat diamati bahwa dalam perkara-perkara Allah, kita perlu petunjuk demi petunjuk dan kalimat demi kalimat, supaya kita bisa mengingatnya. Dan apa yang ada dalam surat inilah yang merupakan perkara-perkara yang harus dicatat dengan cermat dan harus sering kita ingat kembali.
Jerusalem: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR
Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan...
SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR
Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan suatu kelompok tersendiri meskipun asal- usulnya berbeda sekali. Ada sepucuk surat yang dikatakan karangan Yakobus, lagi karangan Yudas, dua pucuk surat karangan Petrus dan tiga karangan Yohanes. Judulnya "katolik" kiranya berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan surat itu tidak tertuju kepada jemaat atau orang tertentu melainkan kepada orang-orang Kristen pada umumnya (katolik).
Surat Yakobus hanya lama kelamaan diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci. Agaknya di Mesir Yak tidak pernah diragukan sebagai Kitab Suci. Yak dikutip oleh Origenes sebagai karangan suci. Tetapi pada awal abad keempat Eusebius dari Kaisarea (Palestina) mengatakan bahwa Yak masih ditolak oleh sementara orang. Jemaat-jemaat yang berbahasa Siria baru dalam abad keempat memasukkan Yak ke dalam daftar kitab-kitab sucinya. Di Afrika utara Tertulianus dan Kiprianus ternyata tidak mengenal Yak. Daftar kitab-kitab suci yang disebut "Kanon Mommsen" (disusun sekitar th 360) belum memuat Yak. Di Roma Kanon Muratori (dikatakan susunan Hippolitus sekitar th. 200) juga tidak memuatnya. Sangat tidak pasti apakah Klemens dari Roma dan pengarang buku yang berjudul "Pastor Harmae" (lihat di bawah) mengutip Yak. Jadi baru pada akhir abad keempat surat Yakobus umum diterima sebagai Kitab Suci oleh jemaat-jemaat di Timur dan di Barat.
Mana kala surat Yakobus oleh jemaat-jemaat diterima sebagai Kitab Suci, maka pada umumnya pengarangnya disebut "Yakobus, yaitu saudara Tuhan", Mat 13:55 dsj; bdk 12:46+, yang berperan besar dalam jemaat purba di Yerusalem, Kis 12:17+; 15:13-21; 21:18-26; 1Kor 15:7; Gal 1:19; 2:9, 12. Peranannya itu diakhiri dengan kemartiran oleh tangan orang Yahudi sekitar th. 62 (Yosefus, Hagesippus). Yakobus "saudara Tuhan" itu jelas orang lain dari Yakobus anak Zebedeus, Mat 10:2 dsj, yang dalam th. 44 dibunuh oleh raja Herodes, Kis 12:2, tetapi boleh jadi ia sama dengan Yakobus lain, yaitu anak Alfeus, Mat 10:3 dsj. Sejak awal mula hingga dewasa ini kesamaan itu diperdebatkan, meskipun dewasa ini kebanyakan ahli membedakan kedua tokoh itu. Apa yang dikatakan paulus dalam Gal 1:19 diartikan dengan cara yang berbeda-beda juga. Tetapi masalah yang sesungguhnya terletak di tempat lain dan ditingkat lebih mendalam. Adakah Yak sungguh karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan"? Ada berbagai keberatan yang dapat dikemukakan terhadap pendapat itu. Jika Yak benar- benar dikarang oleh tokoh yang penting itu, bagaimana gerangan mungkin bahwa surat itu begitu lambat diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci dan, sebaliknya, begitu lama diragukan dan bahkan ditolak? Selebihnya, Yak langsung ditulis ke dalam bahasa Yunani yang bagus dan lancar, dengan perbendaharaan kata dan seni berpidato (diatribe) yang mengherankan, seandainya Yak ditulis oleh seorang yang berasal dari Galilea. Sudah barang tentu mungkin Yakobus menggunakan seorang murid yang berkebudayaan Yuanani. Tetapi hipotesa dan dugaan itu sukar dibuktikan. Akhirnya dan khususnya: Yak sangat serupa dengan beberapa karangan yang disusun pada akhir abad pertama atau pada awal abad kedua, teristimewanya dengan surat Klemens dari Roma dan buku yang berjudul "Pastor Harmae". Kerap kali dikatakan bahwa karangan-karangan itu menggunakan Yak. Tetapi dewasa ini semakin banyak sekali ahli berpendapat, bahwa kesamaan antara Yak dan karangan- karangan tersebut yang ternyata ada, disebabkan oleh sumber-sumber bersama yang dipakai. Kecuali itu Yak dan karangan-karangan lain itu mesti menghadapi masalah-masalah yang sejenis. Maka dari itu banyak ahli berkeyakinan bahwa Yak ditulis pada akhir abad pertama atau bahkan pada awal abad kedua. Memang ajaran Yak tentang Kristus memberi kesan ketuaan. Tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa Yak ditulis pada awal mula agama Kristen. Sebab mungkin juga bahwa Yak berasal dari kalangan orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang menjadi penerus pikiran-pikiran Yakobus, sedangkan menutup dirinya bagi perkembangan lebih lanjut dalam teologi Kristen semula.
Jika orang terus mau mempertahankan bahwa Yak benar-benar karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan", maka harus dikatakan bahwa Yak ditulis sebelum th. 62. Sebab dalam tahun itu Yakobus mati. Lalu dua hipotesa dapat dikemukakan, sesuai dengan pendirian orang dalam masalah hubungan antara Yak dan Gal-Roma dalam soal "pembenaran oleh iman" (lihat di bawah ini). Sementara ahli yakin bahwa Yak menentang Paulus, tegasnya mereka yang menyalah-artikan ajaran Paulus. Kalau demikian, Yakobus menulis suratnya menjelang ajalnya. Ahli-ahli lain, yang jumlahnya semakin berkurang berpendapat bahwa Paulus mau menentang pikiran Yak. Kalau demikian, Yak ditulis menjelang th 45-50. Dengan jalan itu juga dapat diterangkan mengapa ajaran Yak tentang Kristus nampaknya tua sekali. Tetapi mengingat apa yang dikatakan di muka kurang mungkin Yak sudah ditulis sekitar th. 45.
Bagaimanapun juga asal-usul Yak tulisan itu tertuju kepada "Keduabelas Suku di perantauan", 1:1, kiranya tidak lain artinya dari orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang tersebar di dunia Yunani-Romawi, terutama di daerah-daerah yang berdekatan dengan Palestina, misalnya Siria atau Mesir. Bahwasannya orang-orang yang dituju oleh surat ini adalah orang keturunan Yahudi disarankan oleh bagian pokok surat sendiri. Pengarang terus menggunakan Kitab Suci (Perjanjian Lama) begitu rupa sehingga jelas mengandaikan bahwa para pembaca baik-baik mengenal Kitab Suci itu, apa lagi oleh karena pengarang tidak mendasar pemikirannya pada kutipan jelas dari Perjanjian Lama (seperti misalnya Paulus atau pengarang Ibr), tetapi lebih-lebih menaruh Kitab Suci sebagai latar belakang pikirannya. Pengarang Yak terutama dijiwai oleh sastera Hikmat-kebijaksanaan dan dari padanya mengambil pelbagai pengajaran mengenai akhlak pembaca.
Tetapi pengarang juga secara luas bergantung pada pengajaran Injil, sehingga suratnya jelas bukan sebuah karangan Yahudi, sebagaimana dikatakan oleh sementara ahli. Sebaliknya dalam Yak orang terus menemukan pikiran dan ungkapan sebagaimana disukai Yesus sendiri. Tetapi dalam hal inipun pengarang tidak langsung mengutip tradisi tertulis. Sebaliknya ia terutama memanfaatkan tradisi lisan. Pendek kata: pengarang Yak ialah seorang berhikmat Kristen keturunan Yahudi yang secara baru memikirkan kembali pepatah-pepatah dari hikmat Yahudi berdasarkan penyempurnaan yang diberikan Yesus kepada hikmat Yahudi itu.
Karangan Yak ini kurang sesuai dengan gaya bahasa yang lazim dalam surat-surat. Sebaliknya karangan itu lebih-lebih berupa khotbah, sebuah contoh pengajaran yang lazim pada jemaat-jemaat Kristen keturunan Yahudi di zaman itu. Disajikan sederetan ajakan praktis yang secara agak bebas dan lepas susul-menyusul; kadang-kadang pepatah-pepatah itu dikelompokkan berdasarkan pokok sama yang diuraikan; kadang-kadang juga dikelompokkan hanya berdasarkan kata yang sama yang terdapat dalam beberapa pepatah. Ada nasihat-nasihat mengenai kelakuan orang di tengah percobaan, 1:1-12; 5:7-11, mengenai asal-usul percobaan godaan, 1:13-18, tentang pengekangan lidah, 1:26; 3:1-12, tentang pentingnya hikmat, saling mengerti dan belas-kasihan, 2:8, 13; 3:13-4:2; 4:11 dst, dan mengenai kekuatan dosa, 1:5-8; 4:2 dst; 5:13-18, dll. Adapun sakramen pengurapan orang sakit ia dapat disimpulkan dari 5:14 dst (Konsili Trente).
Adapun dua pokok utama yang sangat menonjol dalam paranese yang disajikan Yak. Yang satu memuji orang miskin dan dengan keras menegur orang kaya, 1:9-11; 1:27 -2:9; 4:13-5:6; perhatian untuk orang miskin yang diutamakan oleh Allah berurat-berakar dalam suatu tradisi alkitabiah dan terutama dalam Ucapan bahagia dari Injil, Mat 5:3+. Pokok yang lain menekankan pengalaman iman, sedang memberi peringatan tentang iman yang tidak berbuah, 1:22-27; 2:10-26. Mengenai pokok terakhir ini bahkan ada sebuah diskusi yang berupa polemik, 2:14-26. Banyak ahli beranggapan bahwa polemik itu terarah kepada Paulus. Memang harus diakui bahwa ada hubungan cukup jelas antara Yak dan Gal-Rom, terutama dalam penafsiran yang berbeda sekali atas nas Kitab Suci yang sama tentang Abraham. Dan tentu saja mungkin bahwa Yakobus mau menentang bukanlah kiranya Paulus sendiri tetapi sementara orang Kristen yang dari ajaran Paulus mengambil kesimpulan yang membahayakan.
Namun demikian dua hal perlu dipertahankan. Yang pertama ialah: di belakang pertentangan pada permukaan yang disebabkan oleh keadaan yang berbeda, Paulus dan Yakobus dalam hal pokok sependapat, bdk 2:14+. Yang kedua ialah: masalah "iman dan amal" yang secara wajar ditimbulkan oleh agama Yahudi mungkin sekali suatu pokok diskusi yang tradisionil. Paulus dan Yakobus masing-masing dengan caranya sendiri kiranya membahas masalah yang sama dengan tidak bergantung satu sama lain.
Yudas, yang menyebut dirinya "saudara Yakobus", ay 1, haruslah seorang "saudara Tuhan" juga Mat 13:55 dsj. Tidak ada alasan menyamakan Yudas ini dengan rasul yang mempunyai nama yang sama, Luk 6:16; Kis 1:13; bdk Yoh 14:22. Sebab Yudas pengarang surat membedakan dirinya dengan para rasul, ay 17. Tetapi tidak ada alasan juga menyangka bahwa Yudas hanya nama samaran. Hal semacam itu sukar dimengerti bahwa Yudas adalah seorang tokoh yang sama sekali tidak menyolok.
Surat Yud ini sejak th. 200 diterima oleh kebanyakan jemaat Kristen sebagai Kitab Suci. Dahulu memang ada orang yang meragukan surat ini karena mengutip buku-buku apokrip (Henokh, ay 7, 14 dst; Pengangkatan Musa ke sorga, ay 9). Tetapi kutipan semacam itu tak perlu mengkhawatirkan orang, sebab sekali-kali tidak berarti berarti bahwa pengarang berpendapat bahwa buku-buku yang di zaman itu laku sekali di kalangan Yahudi benar-benar Kitab Suci.
Maksud tujuan Yud tidak lain kecuali membuka kedok pengajar-pengajar palsu yang membahayakan kepercayaan Kristen. Ia mengancamkan kepada mereka hubungan ialah yang sama dengan hukuman yang dalam tradisi Yahudi menimpa orang fasik, ay 5-7. Apa yang dikatakan Yud tentang pengajar-pengajar itu kiranya juga terpengaruh oleh cerita-cerita tentang zaman dahulu, ay 11. Pada umumnya keterangan Yud tentang pengajar-pengajar palsu itu agak kabur, sehingga tidak dapat dibuktikan bahwa mereka menganut "gnosis" dari abad II. Kefasikan dan kemerosotan akhlak yang dituduhkan kepada mereka oleh Yud, terutama bahwa mereka menghujat Tuhan Kristus dan malaikat-malaikat, ay 4,8-10, mungkin muncul di kalangan Kristen sendiri dalam abad I terpengaruh oleh aliran-aliran yang mencampur-adukkan agama Kristen, agama Yahudi dan paham kafir, sebagaimana ditentang oleh Kol, surat- surat pastoral dan Why. Tetapi ada beberapa keterangan dalam surat Yudas yang menyarankan bahwa ditulis pada akhir abad I. Pewartaan Injil oleh para rasul dikatakan terjadi "dahulu", ay 17. Iman dipikirkan sebagai suatu ajaran yang disampaikan sekali untuk selama-lamanya, ay 3. Rupanya surat-surat Paulus dipakai oleh pengarang. Memanglah surat kedua Petrus menggunakan Yud, tetapi nanti akan dikatakan bahwa 2Ptr mungkin ditulis sesudah Petrus meninggal dunia. Maka boleh dikatakan bahwa Yud ditulis pada akhir zaman para rasul.
Ada dua surat katolik yang dari sendiri menyatakan bahwa ditulis oleh Petrus. Surat pertama yang dalam alamatnya memuat nama ketua rasul, 1:1, sejak awal mula diterima oleh Gereja tanpa keraguan atau pertentangan. Surat ini barangkali sudah digunakan oleh Klemens dari Roma dan pasti dipakai oleh Polikarpus. Sejak Ireneus, dengan tandas dikatakan bahwa surat itu karangan rasul Petrus. Petrus menulis surat ini di Roma (Babilon, 5:13). Di sana Petrus ada bersama Markus yang disebutnya sebagai "anaknya". Meskipun kita tidak tahu banyak tentang akhir hidup Petrus, namun sebuah tradisi yang cukup dipercaya mengatakan bahwa Petrus datang ke ibu kota, lalu mengalami kemartiran selama pemerintahan Kaisar Nero (th. 64 atau 67). Surat Ptr ini dialamatkan kepada orang-orang Kristen "di perantauan", 1:1 (terj: yang tersebar) dengan menyebut nama lima propinsi yang pada pokoknya merangkum seluruh Asia-Kecil. Apa yang dikatakan tentang hidup mereka dahulu, 1:14, 18; 2:9 dst; 4:3, menyarankan bahwa mereka dahulu kafir, meskipun tetap mungkin bahwa juga ada orang Kristen keturunan Yahudi di kalangan mereka. Itulah sebabnya maka Petrus menulis suratnya dalam bahasa Yunani. Bahasa Yunaninya adalah sederhana tetapi tepat dan halus, sehingga nampak terlalu bermutu untuk dapat dipakai oleh seorang nelayan asal Galilea, tetapi kali ini kita mengenal nama murid-juru-tulis yang kiranya menolong darlam mengarang surat itu. Namanya ialah Silwanus, 5:12, yang umumnya disamakan dengan rekan Paulus yang bernama Silas, Kis 15:22+.
Maksud tujuan surat ini ialah mempertahankan iman pada mereka yang dituju dan dilanda banyak percobaan. Ada orang yang berpendapat bahwa apa yang dimaksudkan dengan pencobaan itu ialah penganiayaan dari pihak pemerintah, misalnya dari fihak Kaisar Domitianus atau bahkan Kaisar Trayanus. Kalau demikian maka surat itu ditulis setelah Petrus meninggal. Tetapi apa yang dikatakan surat itu sekali-kali tidak menyarankan bahwa ada penganiayaan dari pihak pemerintah, apa lagi dari pihak Dominitianus atau Trayanus. Apa yang dimaksudkan tidak lain kecuali gangguan-gangguan dari pihak lingkungan orang-orang Kristen itu, fitnah dan penghinaan dari pihak mereka yang merasa tersinggung oleh karena orang Kristen tidak mau ikut dalam adat istiadat dan kebejatan akhlak mereka, 2:12; 3:16; 4:4,12-16.
Terhadap keaslian 1Ptr (sebagai karangan Petrus) masih diketengahkan kesulitan lain. Kesulitan itu ialah: Rupanya 1 Ptr banyak menggunakan karangan-karangan Perjanjian Baru lain, khususnya Yak, Rom dan Efesus, sedangkan anehnya Injil hanya sedikit dipakai. Namun demikian 1Ptr sering meski secara halus meskipun menyinggung Injil. Seandainya Injil dengan lebih jelas dikutip kiranya orang berkata bahwa pengarang berbuat demikian justru dengan maksud supaya suratnya diangggap sebagai karangan Petrus. Adapun hubungan 1Ptr dengan Yak dan Paulus jangan dibesar-besarkan. Tidak ada satupun pokok utama dari surat-surat Paulus (ciri sementara hukum Taurat, Tubuh Kristus, dll) yang tampil dalam 1Ptr. Banyak pokok yang dikatakan berasal dari Paulus oleh karena terutama dibahas dalam surat-surat Paulus kiranya tidak lain dari pokok-pokok yang banyak dibahas dalam teologi Gereja Purba pada umumnya (kematian Kristus sebagai penebusan, iman dan baptisan, dll). Makin banyak ahli menerima bahwa di zaman itu ada rumusan- rumusan tertentu dalam pengajaran agama dan kumpulan-kumpulan ayat-ayat Kitab Suci dan semuanya itu mungkin dipakai oleh macam-macam karangan tanpa tergantung satu sama lain. Namun demikian ada beberapa bagian dalam 1Ptr yang dijiwai oleh Rom dan Ef. Tetapi hal itu dapat diterima walaupun tidak perlu menolak 1Ptr sebagai karangan Petrus: Petrus tidak mempunyai keunggulan di bidang teologi seperti Paulus; maka ia dapat menimba dari karangan-karangan Paulus, terutama kalau berbicara kepada kalangan orang Kristen yang meresapkan ajaran Paulus ke dalam hati. Jangan dilupakan pula bahwa juru tulis Petrus yaitu Silwanus, adalah murid Paulus juga. Perlu masih dicatat pula bahwa di samping kedekatan dengan Paulus, ada juga sementara ahli yang menemukan kesamaan antara 1Ptr dan karangan-karangan lain yang berasal dari lingkungan Petrus, yaitu injil kedua dan wejangan-wejangan Petrus yang termaktub dalam Kis.
Surat Petrus ini tentu saja mendahului kematiannya dalam th. 64 dan 67. Namun ada kemungkinan juga bahwa menurut petunjuk-petunjuk Petrus Silwanus menulis surat ini setelah Petrus meninggal dunia, lalu mengumumkannya dibawah kewibawaan Petrus. Dugaan semacam ini terutama masuk akal seandainya benar bahwa surat ini sebenarnya terdiri atas beberapa kepingan, antara lain sebuah homili yang diucapkan dalam rangka upacara baptisan. Tetapi ini hanya dugaan belaka yang tak mungkin dibuktikan.
Meskipun 1Ptr terutama berisikan nasihat-nasihat praktis, namun ajaran yang termaktub di dalamnya bermutu tinggi. Terdapat di dalamnya sebuah ikhtisar bagus dari teologi Kristen di zaman itu dan ikhtisar itu mengharukan hati justru dalam kesederhanaannya. Sebuah gagasan pokok ialah: dengan berani dan sabar orang Kristen mesti menanggung percobaan sesuai dengan teladan Kristus sendiri, 2:21- 25; 3:18; 4:1, sama seperti Kristus orang Kristen harus menderita dengan berkanjang dan merasa gembira kalau sengsaranya yang disebabkan iman dan kelakuannya yang suci, 2:19 dst; 3:14; 4:12-19; 5:9, mereka harus menentang yang jahat dengan kasih sambil mentaati pemerintah sipil, 2:13-17, dan dengan lembut dan rendah hati terhadap sekalian orang, 3:8-17; 4:7-11, 19. Ada bagian sulit dalam surat ini yang diartikan dengan berbagai cara, yakni 3:19 dst; bdk 4:6. Pemberitaan (Injil) oleh Kristus sementara ahli mengartikannya sebagai pemberitaan keselamatan atau hukuman, sedangkan "roh-roh" yang di dalam penjara, diartikan entah sebagai orang fasik yang mati di waktu air bah, entah sebagai malaikat-malaikat yang menurut tradisi alkitabiah dan apokaliptik berdosa. Tetapi bagaimanapun juga tindakan Tuhan itu ditempatkan di saat wafatNya. Dan karena itu nas menjadi dasar utama bagi ajaran tentang turunnya Kristus ke dunia orang mati (penantian kurang tepat).
Tidak dapat diragukan bahwa juga surat kedua memperkenalkan diri sebagai karangan Petrus. Rasul tidak hanya menyebut namanya dalam alamat surat, 1:1, tetapi iapun menyinggung nubuat Yesus tentang kematian Petrus, 1:14; ia mengatakan bahwa menyaksikan Yesus waktu dimuliakan di gunung, 1:16-18. Akhirnya masih menyinggung salah satu suratnya dahulu dan surat itu kiranya tidak lain kecuali 1Ptr.
Kalau untuk kedua kalinya menulis surat bagi orang yang sama, maka maksudnya rangkap dua: memperingatkan mereka terhadap pengajar-pengajar palsu, 2, dan meredakan kegelisahan mereka yang disebabkan ditundanya Parusia Tuhan, 3. Tentu saja mungkin saja bahwa pengajar-pengajar palsu semacam itu dan juga kegelisahan itu muncul di bagian terakhir hidup Petrus. Tetapi ada pertimbangan lain yang membuat orang ragu-ragu tentang keaslian 2Ptr dan menyarankan bahwa surat itu ditulis di zaman lain. Bahasa 2Ptr sangat berbeda dengan bahasa 1Ptr. Bab 2 seluruhnya hanya dengan bebas (meskipun jelas) mengulang surat Yudas. Rupanya sudah ada sebuah kumpulan surat-surat Paulus 3:15 dst. Kelompok para rasul ditempatkan di tingkat sama dengan kelompok para rasul, 3:2. Pertimbangan- pertimbangan itu membenarkan keraguan yang sejak awal mula ada mengenai 2Ptr. Dengan pasti surat ini baru dimulai dipakai oleh Gereja dalam abad III, dan waktu itu masih ada orang yang blak-blakan menolaknya, seperti dikatakan oleh Origenes, Eusebius dan Hieronimus. Pada giliriannya banyak ahli dewasa ini tidak mau menerima bahwa 2Ptr adalah karangan Petrus, dan kiranya mereka benar juga. Tetapi kalau seorang murid kemudian menggunakan kewibawaan Petrus, maka ia barangkali berhak berbuat demikian. Boleh jadi pengarang termasuk kalangan orang Kristen yang bergantung pada Petrus, atau ia mungkin menggunakan salah satu karangan dari tangan Petrus, yang disadur dan dilengkapi dengan pertolongan Yud. Kalau demikian pengarang tidak "menipu" sebab di zaman dahulu orang mempunyai pandangan lain dan kita mengenai "hak pengarang" dan boleh tidaknya menggunakan nama orang lain.
Bagi kepercayaan kita juga cukup kalau surat ini oleh Gereja umum diterima sebagai sebagian dari Kitab Suci dan karenanya menyampaikan warisan dari zaman para rasul. Maka ajaran 2Ptr terjamin kebenarannya. Dari ajaran itu boleh disebutkan: panggilan orang Kristen untuk mengambil bagian dalam kodrat ilahi, 1:4; ajaran mengenai Kitab Suci yang diinspirasikan, 1:20 dst; keyakinan mengenai Parusia Tuhan yang akan datang meskipun saatnya ditunda; Parusia itu akan terjadi setelah dunia musnah oleh api, dan dunia baru dijadikan di mana terdapat kebenaran, 3:3-13.
Kegiatan surat Yohanes dibahas dalam pengantar Injil keempat.
Ende: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) SURAT KEDUA SANTU PETRUS
KATA PENGANTAR
Pengarang dan waktu ia menulis
Keaslian daripada surat ini djauh lebih banjak dipersoalkan dari pada surat-
su...
SURAT KEDUA SANTU PETRUS
KATA PENGANTAR
Pengarang dan waktu ia menulis
Keaslian daripada surat ini djauh lebih banjak dipersoalkan dari pada surat- surat lainnja dalam Perdjandjian Baru. Sepintas lalu, pertentangan ini seperti tak ada alasannja. Surat dibuka dengan utjapan selamat dari ,Simon Petrus, abdi dan rasul Jesus Kristus". Pengarang menjatakan dirinja penjaksi mata terhadap peristiwa Kristus berubah rupa digunung Tabor (1:16-18), suatu pernjataan tak langsung tetapi djelas dimaksudkan Petrus (Mk. 9:2). Dan dalam 3:1 penulis menegaskan babwa inilah "surat kedua jang kutulis untuk kamu", suatu penegasan, jang menurut konteks, hanja dapat dikenakan kepada surat I Petr.
Kalau bukan Petrus, siapakah pengarang sebenarnja? Kemungkinan adanja seorang pengarang lain disarankan oleh mereka jang berpendapat bahwa surat ini ditulis kemudian dari masa rasul-rasul. Pada tempat pertama, terang-terangan bahwa dikalangan Para pembatja terdapat orang-orang jang mulai bimbang akan kedatangan-kedua dari Kristus (3:3). Dikalangan orang kristen purba ada hidup suatu kejakinan bahwa kerobohan Jerusalem dan achirat dunia itu berhubungan erat (Mt. 24:2). Tak akan ada keragu-raguan mengenai kedatangan Kristus kedua, andaikata hal itu tak dituturkan djustru berdampingan dengan kerobohan Jerusalem. Ini menundjukkan bahwa sekurang-kurangnja sudah beberapa tahun lewat sedjak robohnja kota Jerusalem pada tahun 70. Tetapi Petrus sudah wafat sebelum peristiwa itu terdjadi.
Penulis menampik kritik itu dengan menundjukkan tak pastinja kedatangan-kedua Kristus (3:8-10). Akan tetapi penulis dari surat pertama Petrus merasa tak perlu memperkatakan soal itu. Untuk dia, seperti djuga untuk banjak orang kristen purba "achirat dari segala sesuatu itu sudah dekat" (I Petr. 4:7,17). Penulis surat II Petr. ternjata hidup pada periode jang lebih kemudian.
Tambahan pula, dalam II Petr 3:4 "bapa-bapa" kepada siapa ia alamatkan suratnja "sudah tidur njenjak" atau mati. Ini dapat dikenakan kepada generasi pertama dari orang kristen purba, dan telah dibuat djauh lebih dahulu daripada achir masa rasul-rasul. Serupa dengan itu ialah penjebutan nabi-nabi dan"rasul- rasulmu" (jakni mereka jang telah mengabarkan Indjil kepada para pembatja) jang kedua-duanja adalah manusia-manusia penghuni masa jang sudah lampau (3:2). Dalam 3:15-16 Pengarang berbitjara tentang "segala surat" St. Paulus. Ini menundjukkan bahwa sekurang-kurangnja sebagian besar daripada surat-surat jang kita kenal sekarang ini telah ditulis dan dipandang sebagai Kitab Kudus. Dan rupanja tertulis sezaman dengan Kitab-Kitab Kudus jang diwahjukan sebelum kematian rasul tsb.
Achirnja, menilik masa penulisannja, surat ini seakan-akan banjak bergantung kepada surat Judas.
Djika surat Judas ditulis sesudah tahun 70 (dan rupanja demikian), maka rasul Petrus tak pernah sudah dapat menulis surat ini.
Sebab-sebab mengapa orang berpendapat bahwa surat kedua Petrus ini ditulis kemudian, dan bukan oleh Petrus sendiri, banjak sedikitnja diperteguh oleh perbandingan gajabahasanja dengan Surat Pertama Petrus. Kedua surat itu sudah terang tidak berasal dari tangan jang sama. Sekalipun penggunaan djurutulis- djurutulis jang berlainan bisa membatalkan dugaan ini, toh tak dapat ia merobah dugaan akan adanja pengarang jang berbeda.
Bagaimana sekalipun berlainan pendapat orang tentang penulis surat ini, namun kesimpulan jang dapat kita ambil ialah surat ini ditulis beberapa waktu setelah- tahun 70, oleh seorang djurutulis jang dengan tepat dan teliti menuliskan buah pikiran gurunja.
Pembatja dan peristiwa
Djika Petrus sendirilah penulis surat ini, maka pembatja-pembatjanja terdiri dari umat beriman jang disebut dalam Surat Pertama Petrus (I Petr. 1:1), karena ia menegaskan bahwa kini buat kedua kalinja ia bersurat kepada mereka (3:1). Tetapi andaikata penulisnja bukan Petrus, maka akan tak djelas siapakah pembatja-pembatjanja, selain daripada bahwa pembatja-pembatja itu orang kristen (1:1), dan Peristiwa dan maksud surat ini djuga tidak dapat menentukan umat untuk siapa surat itu ditulis. Penulis mengadjak pembatjanja untuk menilai tinggi imannja, akan memiliki kebadjikan-kebadjikan, dan menghindarkan dosa serta adjaran-adjaran sesat. Nasehat jang achir ini agak penting, karena disini disinggung adjaran daripada beberapa pengadiar palsu, jang oleh adjaran dan kehidupan dan hidupnja jang tak susila, menjebabkan banjak orang kristen "mengikuti perbuatan mereka jang sesat", dan memperkosa "djalan kebenaran" (2:2). Meradjalelanja bahaja ini, jang rupanja tjukup umum dimasa ini memberi kesempatan istimewa untuk menulis surat ini. Tidak ada tanda-tanda jang menundjukkan tempat, dimana surat itu ditulis.
Gaja bahasa
Surat ini dibuka dengan suatu salam dan beberapa utjapan pribadi pengarang (1:16-18; 3:1,15). Bagaimanapun djuga, ada kemungkinan bahwa pengarang mempergunahan bentuk surat, dengan maksud membentangkan buah pikirannja tentang beberapa soal besar jang dihadapi umat beriman masa itu. Surat ini -- menilik bentuknja -- berupa suatu kotbah. Ini diperkuat lagi oleh penutup kotbah itu jang tak dikenakan kepada suatu pribadi tertentu. (3:17-18).
Adjaran didalamnja
Karena ditulis djauh kemudian, isi surat ini mengemukakan adjaran Kristus dan
misterinja setjara lebih bagus dan mendalam. Disini setjara singkat kita
sebutkan beberapa misteri: Dahulunja terselubung dalam dosa dan kesesatan (
Inilah Penjelamat itu, jang sudah memberi bantuan kepada manusia untuk mengambil bahagian dalam djandjian ilahinja (1:4; 3:4,9,13), dan dalam wudjud ilahi itu sendiri (1:4). Jang terpenting antara anugerah-anugerah ilahi ini ialah iman (1:1), jang berlandaskan pengetahuan akan Kristus (1:2), jang semakin bertambah djua berkat latihan kebadjikan (1:5-8; 3:18). Orang harus tekun berusaha dalam hal ini (1:10; 3:18,14,17) supaja ia bisa mentjapai keselamatan abadi disurga (1:11). Pada pihak lain, berdosa (2:2,10) dan menjangkali Kristus (2:1) ahan membawa orang kepada siksa kekal (2:3,9,17). Siksa kekal ini telah dialami oleh para machluk jang durhaka (2:4) dan orang-orang djahat dimasa lampau (2:5-91).
Salah satu motip terkuat jang mendorong manusia untuk hidup baik ialah kepastian tentang kedatangan jang kedua Kristus (1:16; 3:11-14). Sekalipun beberapa orang bimbang akan hal itu (3:3) namun penjaksian rasul (1:16-18) dan sabda nabi (1:19) merupakan djaminan jang tjukup. Kitab Kudus, diwahjukan oleh Roh Kudus dan tentang kedatangan jang kedua Kristus (1:16; 3:11-14). Sekalipun beberapa orang bimbang akan hal itu (3:3) namun penjaksian rasul (1:16-18) dan sabda nabi (1:19) merupakan djaminan jang tjukup. Kitab Kudus, diwahjukan oleh Roh Kudus dan berisikan sabda Allah sendiri, tidak dapat berdusta (1:20-21). Ketakpastian kedatangan jang kedua Kristus itu (3:10) tidak berarti bahwa itu tidak benar. Tambahan lagi, tjorak dugaan manusia itu lain daripada dugaan Allah (5:8). Tjukuplah halau orang kristen merenungkan kemuliaan hari itu (5:10-13).
TFTWMS: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) Hawa Nafsu Guru-Guru Palsu (2 Petrus 2: 2, 18)
Dalam dunia kuno dan moderen, tidak sulit untuk mendapatkan pengikut ketika orang membujuk orang-orang...
Hawa Nafsu Guru-Guru Palsu (2 Petrus 2: 2, 18)
Dalam dunia kuno dan moderen, tidak sulit untuk mendapatkan pengikut ketika orang membujuk orang-orang untuk mengikuti keinginan hawa nafsu dengan jaminan bahwa mereka sedang berbuat benar. Itu adalah pesan dari The Da Vinci Code, sebuah novel populer pada tahun 2006. Penulis karya itu ingin para pembaca percaya bahwa gereja sudah sia-sia menindas seksualitas yang sehat. Tidak ada yang bisa lebih jauh dari kebenaran. Dalam analisa mereka tentang The Da Vinci Code, James L. Garlow dan Peter Jones mengutip C. S. Lewis, yang menulis, Kita menggunakan ungkapan yang sangat tidak menguntungkan ketika kita berkata, tentang seorang laki-laki penuh birahi yang berkeliaran di jalanan, bahwa ia "menginginkan seorang perempuan." Sebenarnya, ia justru tidak menginginkan perempuan. Ia menginginkan kenikmatan yang untuk itu seorang perempuan biasanya menjadi bagian alat kenikmatan. Seberapa besar ia peduli terhadap perempuan seperti itu dapat diukur lewat sikapnya terhadap dia lima menit setelah ia mereguk kenikmatan itu (orang tidak menyimpan bungkus rokok setelah semua rokoknya habis dihisap).15
TFTWMS: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) 2 Petrus 2:1-22
GURU-GURU PALSU
Andaikan pelbagai instruksi Petrus dalam pasal 1 adalah membahas guru-guru palsu yang sedang mengganggu para pembaca...
2 Petrus 2:1-22
GURU-GURU PALSU
Andaikan pelbagai instruksi Petrus dalam pasal 1 adalah membahas guru-guru palsu yang sedang mengganggu para pembaca rasul itu, maka hal itu dilakukan dengan sangat halus sekali. Kemungkinan kata-katanya sengaja ia pilih karena ia tahu bahwa kata-kata itu membahas pelbagai masalah yang dihadapi gereja-gereja, tetapi ia menyerahkan hal itu kepada para pembacanya untuk menyampaikan ajarannya kepada orang-orang yang menentang rasul itu. Pada titik ini ia secara halus mengesampingkan hal itu. Di gereja-gereja itu terdapat guru-guru palsu yang mengancam inti doktrin Kristen. Gambaran tentang guru-guru palsu itu mirip dalam Yudas. Kita akan melihat kesamaan dalam bahasa ketika mereka muncul dalam teks itu.
TFTWMS: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) Ketika Jalan Kristus Dihina (2 PETRUS 2)
Konfrontasi tidaklah menyenangkan. Sebagian besar menghindari hal itu kapan saja memungkinkan. Sayangnya, ad...
Ketika Jalan Kristus Dihina (2 PETRUS 2)
Konfrontasi tidaklah menyenangkan. Sebagian besar menghindari hal itu kapan saja memungkinkan. Sayangnya, ada beberapa situasi ketika menghindari konfrontasi sama saja dengan pengecut. Hal-hal buruk terjadi ketika kaum pria dan wanita yang baik, yang lebih tahu, duduk diam dan membiarkan orang-orang yang degil dan mementingkan diri sendiri mengambil alih. "Seperti mata air yang keruh dan sumber yang kotor, demikianlah orang benar yang kuatir di hadapan orang fasik" (Amsal 25:26; NIV). Jika gereja harus menghormati Allah dan pelbagai doktrinnya harus dijaga murni, maka orang-orang baik dan berpengetahuan harus punya keberanian untuk bicara. Guru-guru palsu telah merekrut beberapa dari orang-orang yang Petrus sapa, tetapi ada beberapa orang lain yang selama ini hanya bersikap pasif. Rasul itu ingin melibatkan umat yang setia untuk membela kebenaran.
TFTWMS: 2 Petrus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Lucian The Passing of Peregrinus 11-15.
2 Ketika mendistribusikan derma, kemurahan hati janganlah dijadikan satu-satunya pertimb...
Catatan Akhir:
- 1 Lucian The Passing of Peregrinus 11-15.
- 2 Ketika mendistribusikan derma, kemurahan hati janganlah dijadikan satu-satunya pertimbangan. Dalam beberapa contoh kerusakan positif dapat ditimbulkan oleh pembagian uang secara sembarangan. Selanjutnya, orang-orang Kristen adalah pengelola harta. Mereka memiliki mandat untuk menggunakannya secara bijaksana.
- 3 Bahasa Yunaninya secara harfiah berbunyi "ajaran sesat kehancuran."
- 4 Kata Ibrani /f**?)* (śatan) berarti "penuduh" atau "musuh." Kata Yunani dia¿boloß (diabolos) berarti "pemfitnah," terjemahan yang hampir mendekati kata Ibrani itu. Dalam Perjanjian Baru, Alkitab KJV dan pelbagai terjemahan yang terbaru mengeja "devil [setan]" dengan huruf kecil, memahaminya sebagai bersifat umum, sementara mereka mengeja "Satan [Iblis]" dengan huruf besar, menyiratkan bahwa itu adalah nama setan
- 5 Richard J. Bauckham, Jude, 2 Peter, Word Biblical Commentary, vol. 50 (Waco, Tex.: Word Books, 1983), 250.
- 6 Josephus Antiquities 1.11.4.
- 7 Strabo Geography 16.2.44.
- 8 Istilah teknis untuk argumentasi seperti itu adalah a fortiori , maknanya, "untuk alasan yang masih lebih besar."
- 9 Alkitab NIV dan NRSV mengikuti bacaan yang sama yang diadopsi oleh Alkitab NASB, meski mereka tidak menangkap dengan baik kekuatan pernyataan Petrus. Alkitab REB melakukan lebih baik: "menanggung sakit untuk sakit yang mereka pernah timpakan [ke orang lai n]." Untuk pembahasan tentang bukti tekstual, lihat J. N. D. Kelly, A Commentary on the Epistles of Peter and of Jude , Black's New Testament Commentaries (London: Adam & Charles Black, 1969), 339.
- 10 Josephus Antiquities 1.2.2.
- 11 Philo Life of Moses 1.283.
- 12 Josephus Wars 6.5.3.
- 13 Mereka yang ingin membaca lebih lanjut dapat mengacu kepada Edwin M. Yamauchi, Pre-Christian Gnosticism: A Survey of the Proposed Evidence (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1973); Simone Pétrement, A Separate God: The Origins and Teachings of Gnosticism, trans. Carol Harrison (San Francisco: HarperSanFrancisco, 1984); Kurt Rudolph, Gnosis: The Nature & History of Gnosticism, trans. P. W. Coxon and K. H. Kuhn, ed. Robert McLachlan Wilson (San Francisco: Harper & Row, Publishers, 1987).
- 14 Materi dari Nag Hammadi terdiri dari kumpulan tulisan Gnostik yang ditemukan di Mesir pada 1940an. Lihat diskusi dalam John Painter, Just James: The Brother of Jesus in History and Tradition (Minneapolis: Fortress,1999), 159 - 81.
- 15 Dikutip oleh James L. Garlow and Peter Jones, Cracking Da Vinci's Code (Colorado Springs: Victor, 2004), 38.
- 16 Dante Divine Comedy: Inferno 3.
Pengarang: Duane Warden
Hak Cipta © 2015 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) SURAT PETRUS YANG KEDUA
PENGANTAR
Surat Petrus Yang Kedua ini ditujukan kepada seluruh umat Kristen yang mula-mula.
Surat ini ditulis terutama untuk
SURAT PETRUS YANG KEDUA
PENGANTAR
Surat Petrus Yang Kedua ini ditujukan kepada seluruh umat Kristen yang mula-mula. Surat ini ditulis terutama untuk menentang pekerjaan guru-guru yang mengajarkan hal-hal yang salah, dan juga untuk memberantas perbuatan-perbuatan tak patut yang dihasilkan oleh ajaran guru-guru itu. Supaya tidak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran itu, orang Kristen harus berpegang kepada ajaran yang benar tentang Allah dan tentang Yesus Kristus -- yaitu ajaran yang disampaikan oleh orang-orang yang telah menyaksikan dan mendengar sendiri Yesus mengajar.
Yang terutama dirisaukan dalam surat ini ialah orang-orang yang mengajar bahwa Kristus tidak akan datang lagi untuk kedua kalinya. Surat ini menerangkan bahwa kedatangan Kristus itu nampaknya lambat karena Allah "tidak mau seorang pun binasa. Ia ingin supaya semua orang bertobat dari dosa-dosanya".
Isi
- Pendahuluan
2Pet 1:1-2 - Panggilan Allah kepada orang Kristen
2Pet 1:3-21 - Guru-guru palsu
2Pet 2:1-22 - Kedatangan Kristus untuk kedua kali
2Pet 3:1-18
Ajaran: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab II Petrus, orang Kristen mengerti ajaran-ajaran
utama dalam Kitab II Petrus dan akhirnya menerapkan di dalam
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab II Petrus, orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama dalam Kitab II Petrus dan akhirnya menerapkan di dalam kehidupannya.
Pendahuluan
Penulis : Kitab II Petrus ditulis oleh penulis yang sama dari Kitab I Petrus.
Tahun : Pada tahun 66 sesudah Masehi.
Penerima :
Isi Kitab: Isi Kitab II Petrus memperingatkan para pembacanya (orang-orang Kristen) untuk bertumbuh di dalam imannya. Di mana pertumbuhan iman dapat berjalan terus, walaupun ada pengajar-pengajar palsu yang datang, pengejek- pengejek menyerang, karena Allah telah menganugerahkan kuasa Ilahi bagi orang Kristen yang melawannya.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab II Petrus
Pasal 1 (2Pet 1:1-21). Pengajaran tentang Kuasa Allah tersedia bagi setiap orang Kristen untuk bertumbuh di dalam imannya.
Pasal 2 (2Pet 2:1-22). Pengajaran peringatan untuk orang Kristen agar sadar akan adanya penghalang-penghalang dari guru-guru palsu.
Pasal 3 (2Pet 3:1-18). Pengajaran tentang menghadapi atau melawan para pengejek yang berusaha menghancurkan pengharapan orang-orang Kristen.
Pendalaman
- Bacalah pasal 2Pet 1:3-9. _Tanyakan_: Apakah yang menyebabkan seseorang lupa bahwa dosanya sudah diampuni?
- Bacalah pasal 2Pet 2:1-3. _Tanyakan_: Apakah yang disangkal oleh nabi-nabi palsu? Apakah yang tersedia bagi nabi-nabi palsu itu?
- Bacalah pasal 2Pet 3:8-13. _Tanyakan_: Apakah yang tidak boleh dilupakan oleh orang Kristen dalam menghadapi para pengejek?
II. Penutup
Pentingnya surat ini, karena orang-orang Kristen cepat lupa apa yang sudah diajarkan; yaitu perintah-perintah Tuhan Yesus (2Petrus 1:12-15; 3:1-2).
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab II Petrus?
- Apakah pusat pengajaran dari Kitab II Petrus?
- Apakah yang menghalangi pertumbuhan iman orang-orang Kristen?
- Bagaimanakah orang Kristen menghadapi penghalang-penghalan imannya?
Intisari: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) Berpegang teguhlah pada imanmu!
MENGAPA PETRUS MENULIS? Pendapat bahwa gereja-gereja dalam Perjanjian Baru tidak mempunyai masalah merupakan suatu ke
Berpegang teguhlah pada imanmu!
MENGAPA PETRUS MENULIS?
Pendapat bahwa gereja-gereja dalam Perjanjian Baru tidak mempunyai masalah merupakan suatu kekeliruan. Para pembaca dari surat ini sedang berada dalam bahaya yang nyata.
1. Mereka harus meneruskan apa yang telah mereka mulai dan tidak menyerah kepada godaan untuk berdiam diri. Terdapat kesempatan luas untuk bertumbuh.
2. Di daerah tempat mereka berada sedang berkembang banyak ajaran palsu yang jahat. Para pengajar memaksakan ajaran tersebut mengatakan bahwa mereka adalah Kristen, tetapi cara hidup mereka jauh menyimpang dari hal-hal yang diajarkan oleh Yesus. Seakan-akan mereka mengatakan bahwa mereka memiliki suatu pengetahuan istimewa yang memperbolehkan mereka tidak menaati peraturan. Oleh karena itu, mereka mendukung perbuatan seksual secara liar dan melakukannya atas nama Kristus! Mereka sudah kehilangan rasa malu, dan tidak lagi peduli siapa yang mereka seret bersama mereka. Karena pada waktu itu cara hidup begitu bebas, maka ajaran ini menarik banyak orang yang tidak sungguh-sungguh ingin meninggalkan cara hidup mereka yang lama.
3. Kelompok lain adalah mereka yang menjadi sangat sinis tentang janji kedatangan Yesus kembali. Tahun-tahun telah berlalu dan tidak terjadi apa- apa, oleh karena itu mereka mulai meragukan apakah benar hal itu akan terjadi.
Semua keadaan itu sangat mengganggu jemaat Kristen yang masih muda, dan Petrus menulis untuk meluruskan beberapa masalah di samping untuk mendorong mereka agar tetap percaya kepada Tuhan.
SIAPA PEMBACANYA?
Kita tidak tahu - sebab nama mereka tidak disebutkan dalam surat ini. Ada kemungkinan mereka itu adalah kelompok yang sama dengan penerima surat pertama, tetapi kita tidak pasti. Rupanya Petrus menulis surat ini karena merasa bahwa ajalnya sudah dekat. Ia mengatakan bahwa tidak lama lagi ia akan meninggalkan mereka dan kondisi ini adalah salah satu alasan mengapa ia ingin menuliskan sesuatu di atas kertas selagi ia masih bisa melakukannya.
BEBERAPA MASALAH YANG BELUM TERSELESAIKAN.
II Petrus merupakan sepucuk surat yang lain daripada yang lain, karena ditulis dalam bahasa yang paling tidak biasa dan berbunga-bunga dalam Perjanjian Baru. Hal ini mungkin merupakan cara Petrus untuk mengungkapkan apa yang ingin disampaikan atau mungkin hasil karya sekretarisnya pada waktu itu. Hal aneh lainnya ialah jika kita membaca pasal dua kemudian kita melihat surat Yudas, kita akan menemukan banyak persamaan. Kita tidak tahu siapa di antara keduanya yang memakai hasil tulisan rekannya. Petrus mungkin menyadur tulisan temannya -- atau Yudas yang mengambil hasil pemikiran Petrus! Masalah ini tetap tak terpecahkan.
Pesan
1. Anda perlu maju terus. Dalam haIo lebih mengetahui. 2Pe 1:5-7
o lebih membuktikan. 2Pe 1:8-11
o lebih bertumbuh. 2Pe 3:11, 12, 18
2. Yesus bukanlah mitos.
Bukti dari para saksi mata. 2Pe 1:16-18
Jawaban bagi guru-guru palsu. 2Pe 2:1; 3:1-2
3. Allah telah melakukannya.
Ia telah menghukum orang jahat di masa lampau. 2Pe 2:4-8
la akan membebaskan mereka yang mengasihi Dia. 2Pe 2:9
la akan menghakimi para pendosa. 2Pe 2:9-10
4. Jangan berlaku tidak sabar.
Yesus sungguh berjanji akan datang kembali. 2Pe 3:2
Allah dulu telah pernah menghancurkan dunia. 2Pe 3:5-6
Dunia yang sekarang ini akan dihancurkan, 2Pe 3:7, 10, 11
Allah melihat waktu dengan cara yang berbeda. 2Pe 3:8
Lebih lama menanti, lebih banyak Kristen! 2Pe 3:9 Kita memiliki hari depan yang cemerlang. 2Pe 3:13
Penerapan
II Petrus mengajukan beberapa pertanyaan...
1. Apakah Anda bertumbuh sebagai seorang Kristen?o Masihkah bergairah membuktikan janji-janji-Nya?
o menambah imanmu?
o dan tidak hanya menghabiskan waktu?
2. Apakah Anda penuh percaya diri?
o Anda memiliki
- Firman Allah
- pengalaman yang bertumbuh
- bukti-bukti dari saksi mata
- sekilas gambaran masa depan
3. Apakah Anda berjaga-jaga?
o Dapatkah Anda
- mengenali ajaran palsu?
- menghindari kekeliruan yang membahayakan?
- mengingat kebenaran?
- menjaga tingkah laku Anda?
4. Apakah Anda tetap berpegang teguh?
o Walaupun sudah melakukan kesalahan?
o Walaupun dicaci maki?
o Mengingat masa lalu Anda?
o Mengingat masa depan Anda?
o Karena Anda banyak mendapatkan dan banyak kehilangan?
Tema-tema Kunci
1. Alkitab.
Sungguh menakjubkan betapa banyak Petrus menunjuk kepada apa yang kita ketahui saat ini sebagai Alkitab dalam pengajarannya. Ia mengatakan bahwa pengajarannya lebih nyata daripada apa yang telah dilihatnya sendiri. Apa yang Anda temukan tentang:
o kehidupan dan pengajaran Yesus (2Pe 1:4, 8, 17; 2:1, 20; 3:2, 9, 10, 18)
o pengajaran para rasul 2Pe 1:12-18; 2:21; 3:2,15-16)
2. Bukti para saksI mata.
Seperti halnya dengan beberapa penulis Perjanjian Baru lainnya, Petrus dapat mengatakan bahwa berita tentang Yesus itu benar karena ia pernah bersama-sama dengan Dia dan melihat sendiri apa yang dilakukan-Nya. Ia juga melihat betapa pentingnya memberitahukan semua ini kepada banyak orang sebelum ia meninggal. Injil Markus banyak mengambil kesaksian Petrus. Menurut Anda mengapa Petrus memilih kisah tentang saat mereka melihat Yesus dipermuliakan? (2Pe 1:17-18). Bagaimana menurut Anda kisah ini berkaitan dengan 'kuasa kedatangan kembali Tuhan kita Yesus Kristus? (2Pe 1:16).
3. Kekeliruan.
Tidak ada tempat dalam pikiran Petrus untuk ajaran sesat atau untuk pertanyaan bodoh yang mempersoalkan firman Allah. Tidak ada ampun bagi orang yang menyebut diri Kristen bila mereka memutarbalikkan apa yang telah mereka ketahui mengenai Kristus dan kehidupan Kristen. Bagaimana Petrus mengambarkan guruguru palsu? Apa risiko yang akan menimpa mereka? Bagaimana hal itu berlaku bagi kita kini?
4. Akhir zaman.
Tidak ada keraguan dalam pikiran Petrus tentang kedatangan Kristus kembali dan tentang akhir zaman. Walaupun tertunda, hal itu pasti terjadi. Apa yang dapat kita pelajari dari surat ini:
O tentang akhir zaman serta apa yang akan terjadi? Bagaimana hal ini mempengaruhi cara hidup kita?
Garis Besar Intisari: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) [1] 'SALAM, KAWAN-KAWAN...' 2Pe 1:1-2
[2] 'MAJU TERUS!' 2Pe 1:3-11
2Pe 1:3-4Kita memili janji janji Allah
2Pe 1:5-8Perhitungan rohani
2Pe
[1] 'SALAM, KAWAN-KAWAN...' 2Pe 1:1-2
[2] 'MAJU TERUS!' 2Pe 1:3-11
2Pe 1:3-4 | Kita memili janji janji Allah |
2Pe 1:5-8 | Perhitungan rohani |
2Pe 1:9 | Orang yang tidak maju |
2Pe 1:10-11 | Pertahankan hidup |
[3] 'SAYA MERASA PRIHATIN...' 2Pe 1:12-15
2Pe 1:12-14 | Saya mungkin tidak lama lagi bersamamu |
2Pe 1:15 | Ada sesuatu untukmu jika saya telah tiada |
[4] 'KITA MELIHATNYA TERJADI!' 2Pe 1:16-18
2Pe 1:16 | Dengan mata kita sendiri |
2Pe 1:17, 18 | Kita pasti berada di sana |
[5] 'FIRMAN ALLAH DIBERIKAN OLEH ALLAH SENDIRI' 2Pe 1:19-21
2Pe 1:19 | Cahaya dalam kegelapan |
2Pe 1:20-21 | Bukan sekadar tulisan manusia |
[6] 'HATI-HATI TERHADAP KEPALSUAN!' 2Pe 2:1-3
2Pe 2:1-2 | Guru-guru palsu |
2Pe 2:3 | Memeras kamu |
[7] 'ALLAH AKAN MENGHAKIMI' 2Pe 2:4-10
2Pe 2:4-8 | Dia telah melakukannya |
2Pe 2:9-10 | Dia akan melakukannya lagi |
[8] 'TIDAK DAPAT LEBIH BURUK LAGI' 2Pe 2:11-22
2Pe 2:11-16 | Perbuatan amoral yang terang terangan! |
2Pe 2:17-22 | Lebih baik jika mereka belum pernah mendengar! |
[9] 'TUHAN AKAN DATANG KEMBALI 2Pe 3:1-10
2Pe 3:1-4 | Beberapa meragukannya |
2Pe 3:5-7 | Hal itu telah pernah terjadi |
2Pe 3:8-10 | Allah sungguh-sungguh sabar |
[10] 'PIKIRKAN APA ARTI SEBENARNYA' 2Pe 3:11-13
2Pe 3:11-12 | Untuk kehidupan sehari-hari |
2Pe 3:13 | Suatu dunia baru akan tiba! |
[11] 'OLEH KARENA ITU, SEBAGAI KESIMPULAN...' 2Pe 3:14-18
2Pe 3:14 | Gunakanlah kesempatanmu |
2Pe 3:15-17 | Paulus juga menulis mengenai hal ini |
2Pe 3:18 | Bertumbuhlah terus! |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi